Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Limbah Tambang Bauksit PT BKP Cemari Lahan Pertaniaan dan Laut Bintan
Oleh : Charles
Sabtu | 30-04-2011 | 11:27 WIB
Photo_Aktivitas_Tambang_Dan_Pembuangan_Limbah_PT.BKP_Di_Wacopek_Bintan.JPG Honda-Batam

Aktivitas Tambang dan Pembuangan Limbah PT BKP Di Wacopek Bintan yang mencemari lahan Pertanian, Sungai dan laut di Bintan.

Bintan, batamtoday - Perusahaan tambang PT Bintan Karisma Pratama (BKP) cemari ratusan hektar lahaan pertanian, hutan mangrove dan laut di desa Wacopek kabupaten Bintan, Kepulauan Kepri (Kepri). 

Menurut Ismail (34) salah seorang warga desa Wacopek, pencemaran limbah bauksit  PT BKP ini, terjadi hampir setiap kali hujan turun, yang mengakibatkan tanaman pertaniaan warga di sekitar lokasi penambangan menjadi tergenang lumpur.

"Memang ada ganti rugi dari pihak perusahaan, tetapi kalau seperti ini terus, jelas kami sudah tidak dapat bercocok tanam," keluh Ismail.

Tejadinya pencemaran ini, tambah Ismail, disebabkan PT BKP tidak memiliki kolam pembuangan limbah berupa tailing yang memadai.  Perusahaan milik Hendy HDS ini hanya memiliki satu kolam penampungan sisa pencucian bahan tambang.

"Kolam penampungan limbah perusahaan hanya satu, dan itu juga sudah penuh, akibatnya saat hujan, air luber dan meluap, dan langsung terbuang ke lahan pertaniaan warga serta ke hulu sungai Tocha, yang dialirkan langsung ke laut," ujarnya.

Selain menggenangi ratusan hektar lahan warga dan hutan mangrove di hulu sungai Sei Tocha, limbah tambang  bauksit PT BKP juga membuat sejumlah nelayan di laut Dompak menangguk kerugian. Air yang menjadi kuning merupakan limbah bauksit  PT BKP yang mengalir dari Sei Tocha ke laut Dompak, membuat sejumlah kerambah ikan warga hancur.

"Kalau hujan turun, laut di daerah kami ini, pasti berubah warna, dari biasanya menjadi kuning," ujar Syamsudin salah seorang warga Dompak.

Berdasarkan pantauan batamtoday, kuningan limbah bauksit  bekas pencuciaan PT BKP langsung mengalir dari kolam tailing pencucian ke lahan pertaniaan warga, serta ke hutan mangrove yang merupakan aliran sungai hulu sei Tocha selanjutnya mengalir menuju laut di jembatan tiga Dompak.

Maneger PT BKP, Yusup, yang dikonfrimasi wartawan terkait dengan pencemaran limbah tambang perusahaanya, enggan memberikan keterangan pada media, dengan alasan, dirinya kurang berkompeten memberikan keterangan terkait permasalahaan limbah tersebut.

"Kalau mengenai ini, saya nggak bisa berikan keterangan," ujarnya pada batamtoday saat dikonfrimasi di Tanjungpinang.

Bahkan tanpa dasar yang jelas, Yusuf  juga sempat mengintervensi media tidak mengekspos permasalahaan pencemaran limbah bauksit  perusahanya.

"Kami masih mengkoordinasikan, kalau bisa jangan dinaikan,  diekspos dululah," ujarnya pada batamtoday dan beberapa wartawan lainya.

Ditanya, mengenai meluapanya tailing pembuangan sisa limbah pencuciaan tambang milik perusahanya, Yusup mengaku, kalau perusahaannya, hanya memiliki satu kolam pembuangan limbah dan tidak memiliki kolam cegat pembuangan limbah sisa pencuciaan bauksitnya.

"Kolam bebas memang hanya satu, tetapi kami sudah membebaskan semua lahan pertanian warga yang ada di sekitar kolam pembuangan," ujarnya.

Sedangkan, mengenai sisa limbah pembuangan yang langsung dialirkan ke hutan mangrove dan hulu sungai Sei Tocha, Yusuf enggan menanggapinya.