Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demi Sinar Matahari, Penduduk Desa di Norwegia Ini Pasang Cermin Raksasa di Gunung
Oleh : Redaksi
Sabtu | 02-11-2013 | 09:45 WIB
0,,17194843_403,00.jpg Honda-Batam
Kredit foto: aliance/dpa

BATAMTODAY.COM, Oslo - Bagi sebagian besar penduduk di wilayah katulitiwa, "siraman" cahaya matahari bukanlah hal aneh. Bahkan, penduduk di belahan bumi ini cenderung melindungi diri dari pancaran mentari yang menyinari sepanjang hari. Namun tidak demikian dengan penduduk di Rjukan, Norwegia.

Sebuah desa di Norwegia terpaksa harus memasang cermin raksasa di gunung agar bisa menikmati sinar matahari. Bayangkan, desa yang terletak di lembah itu selama enam bulan dalam setahun tidak kena sinar matahari!

Ratusan penduduk Rjukan, dengan kacamata gelap, berkumpul di lapangan utama untuk menyambut pancaran sinar matahari. Tidak berapa lama, cermin raksasa yang dipasang pada ketinggian 400 meter di atas gunung mulai memantulkan sinar matahari ke tengah desa. Kebetulan, cuaca hari Rabu kemarin, cerah dan tidak berawan.

Pegunungan yang mengelilingi Rjukan di Norwegia memang selama ini menghalangi pancaran sinar matahari. Dan ini terjadi selama enam bulan dalam setahun pada musim dingin. 

Padahal, sekitar 3.500 penduduk desa itu ingin sekali menikmati sinar matahari. Hal itu membuat seorang seniman lokal, Martin Andersen, berusaha mewujudkan sebuah gagasan lama, yaitu memasang cermin besar di atas gunung.

"Mulai sekarang, kita bisa menikmati matahari setiap hari," kata seorang penduduk desa dengan senang. 

Panitia mengatakan, sekitar 2.500 orang menyaksikan kejadian penting itu, diiringi musik orkestra "Let the Sun Shine".


Gagasan 100 Tahun Lalu

Gagasan untuk memasang cermin di atas gunung sudah ada 100 tahun lalu. "Sekarang, ini akhirnya menjadi kenyataan," kata Wali Kota Steinar Bergsland seraya menambahkan, Rjukan adalah tempat, di mana sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Sepuluh tahun lalu, seniman Martin Andersen memulai proyek yang menelan dana sekitar 615.000 Euro itu. Mulanya banyak yan menentang karena biayanya terlalu mahal. Tapi 80 persen biaya itu sekarang ditanggung oleh sponsor.

Tiga cermin besar, masing-masing 17 meter persegi, dipasang di atas gunung. Sebuah komputer mengendalikan cermin mengikuti sinar matahari. 

Ketiga cermin memantulkan cahaya matahari seluas 600 meter persegi ke tengah Desa Rjukan, yang luasnya hampir tiga kali lapangan tenis. Lokasi pasar umum di tengah desa akhirnya diterangi sinar matahari.

"Benar-benar hebat," kata Bjarne Tandlev, seorang pensiunan dari Rjukan. "Saya tidak pernah membayangkan bisa menikmati sinar matahari di sini pada musim gugur."

Para penduduk Rjukan berharap, pancaran sinar matahari dari cermin raksasa bisa mengundang lebih banyak turis datang ke desa itu. Mereka juga ingin Rjukan masuk dalam daftar warisan budaya UNESCO tahun 2015. (*)

Sumber: Deustche Welle