Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Golkar Tak Gentar Munculnya Partai Nasdem dan Nasrep
Oleh : Surya Irawan
Jum'at | 29-04-2011 | 17:23 WIB

Jakarta, batamtoday-Partai Golkar tidak goyang, gentar atau grogi dengan munculnya Partai Nasdem (Nasional Demokrat) dan Partai Nasrep (Nasional Republik) karena pengaruhnya kecil. Golkar menyatakan siap bertarung dengan kedua yang dinilai merupakan sempalan dari partai pohon beringin kuning itu.

"Ngapain takut sama Nasdem dan Nasrep, grogi saja tidak karena pengaruhnya kecil, kita nggak mikirin. Langkah kita sudah jauh di depan, tekad kita berjuang untuk rakyat, mereka baru tingkat kordinasi saja," tegas Ketua DPD I Golkar Lampung Alzier Dianis Thabrani menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Jumat (29/4/2011)

Alzier yakin rakyat lebih percaya Golkar karena selama ini peduli pada rakyat. Bedanya dengan mereka (Nasdem dan Nasrep),Golkar sudah berbuat pada rakyat sedangkan mereka baru mau berbuat, kakinya pun belum sampai ke tingkat akar rumput atau grass rooth.

Rakyat yakin pada Golkar karena punya jaringan yang luas, SDM yang andal dan struktur organisasi sampai ke tingkat desa. Golkar tidak cemas terhadap Nasdem dan Nasrep karena Golkar dicintai rakyat, suara Golkar adalah suara rakyat

"Golkar sudah punya resep untuk mengatasi penyakit adem panas dan panas dingin atau panas sirep, kita sudah punya obat penangkalnya, sehingga tidak khawatir," katanya.

Hal senada disampaikan Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso. Priyo menegaskan, tidak merasa takut dengan munculnya partai baru yang memiliki keterkaitan dengan tokoh Golkar seperti Partai Nasinal Demokrat (Nasdem) dan Partai Nasional Republik (Nasrep). 

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Golkar tidak ada strategi khusus yang disiapkan, Golkar sudah jauh hari kita pikirkan," kata Priyo Budi Santoso. 

Menurut Priyo, Golkar sudah meminta kepada kadernya berpegang teguh dengan partai berlambang beringin ini. "Partai Golkar minta tetap teguh menjaga martabat partai, mana yang harus dipilih," kata wakil ketua DPR ini.

Sebelumnya, usai silaturahmi dengan pimpinan Golkar Jatim di Surabaya, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical mengatakan, jika ada kader Golkar yang ingin menyeberang ke partai lain adalah hal yang biasa.

Namun, sebagai konsekuensinya  harus keluar dari Golkar, karena tidak bisa ‘berkaki’ dua, harus pilih salah satu. "Ya harus memilih lah, kan nggak bisa dua kaki," kata Aburizal.

Pria yang akrab disapa Ical itu mengatakan, jika ada kadernya meloncat ke partai lain, tidak akan menimbulkan kekhawatiran bagi perkembangan Golkar.

"Itu biasa, nggak khawatir. Golkar selalu mencetak kader untuk menjadi pimpinan partai lain. Kalau pindah ke sana menjadi pimpinan kan baik buat Indonesia. Tapi kalau berdiri berbeda partai ya harus memilih sekarang," tegasnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung yang juga ikut menghadiri acara tersebut menambahkan,  jika ada kader yang berada di dua partai, diminta ketegasannya untuk memilih atau Partai Golkar yang akan menghentikan keanggotaanya di Golkar.

"Kalau dua kaki nggak mungkin dong, kan harus memilih. Nggak mungkin anggota bisa merangkap anggota partai lain, harus memilih salah satu," kata Akbar.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Tata Negara Kemenkum HAM, Asyari Syihabuddin, menuturkan, Nasional Demokrat (Nasdem) sudah mendaftarkan diri menjadi partai.

"Sudah tiga partai mendaftar. Tiga partai itu adalah Partai Nasional Demokrat, Partai Nasional Republik, dan Partai Persatuan Nasional," ujar Ansyari Senin kemarin.

Meski dibantah, Partai Nasdem yang mendaftar sebagai partai politik ini disebut memiliki kedekatan dengan ormas Nasdem yang didirikan Surya Paloh. Sementara Nasional Republik (Nasrep) adalah partai yang lekat dengan putra mantan presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra