Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sering Delay Tanpa Alasan Jelas

Komisi V Minta Kemenhub Jatuhkan Sanksi Moratorium Rute Lion Air
Oleh : Surya
Jum'at | 18-10-2013 | 17:45 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Komisi V DPR RI akan memanggil manajemen Lion Air dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) atas persoalan delay yang sering terjadi dalam maskapai penerbangan tersebut, karena dianggap merugikan masyarakat.



"Kami akan mengundang untuk evaluasi, apakah ada pelanggaran atau tidak. Ini penting untuk memastikan keselamatan penerbangan," kata Lauren Bahang Gama, Ketua Komisi IV DPR di Jakarta, Jumat (18/10/2013).

Menurut Lauren, sudah saatnya Kemenhub menjatuhkan sanksi keras kepada Lion Air karena sudah tak terhitung lagi jadwal penerbangannya ke berbagai daerah delay.

"Kasus (delay) itu tiap bulan terjadi dan sudah saatnya Kementerian Perhubungan menjatuhkan sanksi berupa moratorium rute baru bagi maskapai Lion Air," katanya.

Pemerintah, kata Lauren, dinilai terlalu lembek dalam bersikap tegas kepada Lion Air dianggap mempunyai armada yang besar. "Industri penerbangan harus diimbangi SDM profesional agar tidak pincang. Rusdi Kirana (CEO Lion Air) jangan cuma memikirkan bisnis dan mencari keuntungan, tapi harus perbaiki SDM-nya," .

Sejauh ini, Laurens memvonis manajemen Lion Air tidak profesional, tidak mampu membenahi standar pelayanan minimum. Dia mencontohkan kasus Lion Air JT 775 rute Manado-Jakarta beberapa waktu lalu, di mana AC pesawat tidak menyala ketika hendak tinggal landas. Hal itu membuat penumpang sesak nafas, kepanasan dan panik.Akhirnya, pintu darurat dibuka oleh penumpang yang kecewa karena keluhannya tak disambut baik oleh awak 

Hal senada juga disampaikan Saleh Husin, Anggota Komisi V dari Fraksi Partai Hanura meminta Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub memberi perhatian serius terhadap persoalan delay maskapai Lion Air yang terus terjadi berulang kali.

"Masalah delay yang terus berulang terjadi pada maskapai Lion Air, ini perlu mendapat perhatian serius Ditjen Perhubungan Udara.Sehingga masyarakat pengguna jasa penerbangan udara itu tidak terus-terusan dirugikan," kata Saleh.

Politisi Hanura ini juga meminta sumber daya manusia yang ada diperbaiku dan melakukan penataan kembali jumlah rute yang ada. "Jangan sampai pesawat yang ada terlalu dipaksa untuk melayani rute yang terlalu banyak. Ini harus cepat diatasi," tandasnya.

Saleh menambahkan, aturan soal sanksi kepada maskapai yang selalu delay itu sudah ada. Dan rekam jejak masing-masing maskapai sudah ada. Karena itu, maskapai yang memang sudah melanggar aturan bisa ditindak tegas. "Lion Air bisa ditindak tegas, aturan sanksinya sudah kepada maskapai yang selalu delay," tegas Saleh

Anggota Komisi V dari Fraksi PDIP, Nursyiwan Soedjono menilai manajemen Lion Air tidak memiliki kemampuan untuk mengelola armada besar seperti maskapai Garuda Indonesia, akibatnya jadwalnya penerbangan kerap delay dan tak jarang mengalami insiden kecelakaan.

"Lion Air itu belum memiliki kemampuan untuk mengelola armada yang besar, tidak seimbang antara kemampuan mengelola airlines dengan jumlah armada pesawatnya. Menurut saya Lion Air tidak profesional," kata Nursyiwan.

Menurutnya, bukan sekali dua kali saja Lion air melakukan penundaan penerbangan tanpa alasan yang jelas. "Sudah sering kali masyarakat menelan kekecewaan, karena memang tak profesional. Kementerian Perhubungan harus segera mengevaluasi Lion Air," katanya. 

Lion Air, katanya, sudah terlalu sering melakukan kesalahan dalam operasionalnya. Hal itu merupakan catatan buruk dalam dunia penerbangan Indonesia. "Itu perlu menjadi catatan bagi regulator dalam maskapai," ujarnya.

Komisi V, lanjutnya, juga sudah sering memanggil Lion Air, namun tak kunjung ada perubahan sehingga diperlukan tindakan tegas terhadap maskapai milik Rusdi Kirana itu. "Yang penting itu regulator, Menhub harus melakukan tindakan tegas terhadap maskapai yang sering melakukan kesalahan," katanya.

Sedangkan Anggota Komisi V dari Fraksi PPP M Arwani Thomafi mengatakan, harusnya kualitas layanan Lion Air baik karena didukung ratusan pesawat baru. Namun, sayang gencarnya ekspansi bisnis Lion Air tidak diimbangi perbaikan kualitas layanan.

"Ekspansi akan sia-sia, kalau tidak meningkatkan kualitas layannya, dan kalau komplain soal delay masih sering terjadi. Kinerja maskapai bukan bergantung jumlah armadanya. Namun bagaimana kualitas layanan kepada konsumen," kata Arwani.

Di Bandara Soekarno-Hata, Jakarta, tiga penerbangan Lion Air delay sejak Kamis malam (17/10), hingga Jumat pagi (18/10). Ratusan calon penumpang pun marah, apalagi tidak ada penjelasan dari pihak Lion Air.

Editor : Surya