Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Selalu Menutup Diri

WNI Terduga Perampok Jarang Berbaur
Oleh : Redaksi
Minggu | 13-10-2013 | 15:58 WIB
rusun_hiliran_ampang.jpg Honda-Batam
Rusun Hiliran Ampang tempat terjadinya baku tembak antara WNI terduga perampok dan Polis Diraja Malaysia, Jumat siang kemarin. (Kredit foto: New Straits Times)

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Empat warga negara Indonesia (WNI) terduga perampok tewas ditembak oleh Polis Diraja Malaysia, Jumat siang, di rusun di Jalan Ampang Putra. Keempatnya dicurigai bagian dari "Geng Ah Fatt", sementar dua orang yang berhasil kabur diduga telah melakukan perampokan di sebuah rumah milik seorang pejabat di Bukit Internasional, Hulu Kelang, Jumat pagi.

The Star melaporkan, para WNI yang menyewa rusun dari pasangan warga Malaysia itu dinilai jarang terlihat berbaur bahkan cenderung menutup diri dari sekitarnya. Tetangga mereka hanya tahu jika empat WNI yang tewas itu seorang pedagang ikan.

"Saya mendengar polisi mengetuk pintu mereka, dan meminta mereka untuk membukanya," kata seorang tetangga yang ingin dikenal sebagai Salmah, seperti dilansir The Star, hari ini.

"Lalu saya mendengar mereka memotong rantai, itu terdengar seperti ledakan petasan," imbuhnya.

Menurut siswi sekolah menengah itu, WNI yang tinggal di situ menyewa rusun tersebut dari pasangan Malaysia. Namun mereka disebut jarang terlihat.

"Mereka datang dan pergi setiap beberapa bulan. Kami tidak pernah benar-benar melihat mereka," ujarnya.

Salmah menilai, penghuni tersebut hampir tak pernah berbaur dengan sekitarnya. Salmah sendiri mengaku tak ingin ikut campur urusan tetangganya itu. "Kami pikirkan urusan kami sendiri," kata Salmah.

Warga lain, yang tinggal di lantai bawah lokasi baku tembak, mengatakan, ia mendengar lima tembakan. 

"Semula saya tidak menyadari apa yang terjadi. Tetapi ketika saya lihat semua orang bergegas untuk melihat, saya tahu seseorang sudah mati atau terluka," katanya, seraya menambahkan bahwa di blok rusun itu pernah ada kasus-kasus pembunuhan dan kekerasan.

Para anggota geng, berusia 30-an dan 40-an, tewas ditembak ketika mereka mulai menembaki polisi yang akan menangkap para pelaku.

Geng itu disinyalir telah melakukan perampokan rumah-rumah mewah sejak 2008, bahkan WNI yang tewas itu diyakini merupakan orang-orang yang melakukan perampokan di rumah Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Khairy Jamaluddin, baru-baru ini.

Selain itu, geng tersebut juga telah merampok rumah orang penting di Bukit Antarabangsa dan bersembunyi di rusun tersebut. Mereka bertemu dengan perantara di rusun itu sebelum baku tembak pada Jumat siang sekitar 12.20.

Polisi menemukan sebuah pistol dan beberapa barang yang dicuri dari TKP.

Seorang pejabat Balai Kota Kuala Lumpur mengatakan, aparat sedang mencari pemilik rusun yang diidentifikasi sebagai Zarina, yang juga diyakini seorang pedagang ikan. Namun, pejabat tersebut mengatakan, wanita dan suaminya hilang setelah drama adu tembak.

Sementara itu, Kepala Departemen Investigasi kriminal (CID) setempat, Datuk Ku Chin Wah, mengatakan, polisi sedang memburu dua tersangka lagi yang dikatakan bersenjata dan berbahaya.

"Tapi saya tidak percaya keduanya adalah pemilik rusun. Mereka juga orang Indonesia dan merupakan bagian dari geng," ujarnya. (*)

Editor: Dodo