Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peneliti Daur Ulang Kantong Plastik Menjadi Nanotube Karbon
Oleh : Redaksi
Kamis | 26-09-2013 | 09:35 WIB

BATAMTODAY.COM, Adelaide - Kantong plastik, bagi masyarakat di Indonesia -bahkan di dunia- dianggap sebagai limbah. Sampah anorganik ini pun kerap memusingkan pemerintah karena sukar untuk dimusnahkan.


Tapi, bagi peneliti dari Universitas Adelaide, kantong plastik justru sebagai berkah untuk teknologi masa depan. Mereka berencana untuk mengubah kantong plastik menjadi nanotube karbon.

Nanotube karbon adalah silinder kecil terbuat dari atom karbon yang berdiameter 1 nanometer. Material ini merupakan bahan terkuat dan paling berat yang belum ditemukan - ratusan kali lebih kuat dari baja , tetapi enam kali lebih ringan. Mereka sudah digunakan dalam berbagai industri termasuk dalam elektronik, peralatan olahraga, baterai tahan lama, alat indera dan turbin angin.

Bagi para peneliti, plastik juga mengandung karbon, yang bisa dibebaskan ketika kantong plastik itu menguap dalam tungku. Para peneliti juga menempatkan selembar bahan dalam tungku. Hasil dari pemanasan tersebut akan menyisakan karbon yang membentuk silinder nanotube karbon .

Awalnya para peneliti membuat nanotube dari etanol sebelum menyadari mereka bisa menggunakan sumber karbon. Para ilmuwan di Argonne National Laboratory juga berhasil menggunakan kantong plastik untuk membuat nanotube pada 2009.

Namun, metode yang mereka gunakan membutuhkan sejumlah besar katalis yang akan ditambahkan ke tungku. Sementara metode baru tidak memerlukan katalis dan tidak ada bahan beracun yang dihasilkan.

"Di laboratorium, kami telah mengembangkan metode baru dan menyederhanakan fabrikasi dengan bentuk dan dimensi terkendali, dan menggunakan produk limbah sebagai sumber karbon," kata profesor nanoteknologi, Dusan Losic dalam rilisnya, Rabu.

Dia menyatakan, proses tersebut masih relatif lambat untuk menciptakan nanotube karbon. Kendala biaya dan perlengkapan manufaktur menjadi halangan untuk menciptakan secara massal. (*)

Editor: Dodo