Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

FKPTPB Sesalkan Keputusan Kadishub Kota Batam

Taksi di Batam Resah Masuknya Blue Bird
Oleh : Ali
Kamis | 21-04-2011 | 16:12 WIB

Batam, batamtoday - Forum Komunikasi Pengemudi Taksi Pelabuhan Barelang  (FKPTPB) Kota Batam menyesalkan tindakan yang dilakukan Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Kota Batam, Zulhendri dengan memasukkan taksi Blue Bird dari Jakarta ke Batam dengan alasan, taksi resmi yang ada di Batam saat ini belum mematuhi aturan pemerintah dengan memberlakukan taksi berargo.

"Pak Zulhendri selaku Kadis Perhubungan yang baru sebaiknya melakukan pengecekan di lapangan. Padahal selama ini, sekitar 1.200 taksi-taksi di bawah naungan saya telah menggunakan argo seperti yang diterapkan pemerintah," ujar Anto Duha, Ketua Umum FKPTPB kepada wartawan, Kamis 21 April 2011.

Anto menilai, dengan tindakan Zulhendri melakukan peremajaan taksi dengan mendatangakan Blue Bird ke Batam bukannya memperbaiki keadaan namun malah memperkeruh keadaan, pasalnya adanya taksi Blue Bird berarti mempersempit ruang untuk taksi-taksi yang sudah lama beroperasi di Batam.

"Seharusnya pemerintah menerapkan peremajaan One In-One Out taksi yang tahun 1995-1996, bukannya meremajakan dengan menambahkan taksi lagi di Batam," sesal Anto.

Anto berharap, setelah Peraturan Wali Kota tentang penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan umum di jalan dicabut, sebaiknya pemerintah membuat peraturan baru tentang peraturan itu, agar dapat menertibkan kembali angkutan umum di jalan seperti yang diharapkan ribuan pengemudi taksi di Batam.

Anto juga mengatakan, sebaiknya Kadishub lebih bijaksana mengedepankan nasib para ribuan taksi di Batam, seperti melakukan kontrak kerjasama dengan pihak-pihak hotel untuk memberikan peluang kerjasama dengan taksi-taksi yang sudah ada.

"Jadi taksi-taksi yang berada di tujuh pelabuhan dan Bandara di Batam ini tidak lagi menumpuk, dengan adanya penertiban dari pemerintah, bukannya melah memperkeruh keadaan dengan menambah taksi baru dari Jakarta," terang Anto.

Anto juga menyayangkan, selama Kadishub Kota Batam yang baru menjabat, tidak pernah untuk melakukan diskusi duduk bersama dengan instansi-instansi terkait berhubungan dengan taksi-taksi di Batam.

"Semenjak Zulhendri menjabat selaku Kadishub, untuk menertibkan taksi-taksi, beliau tidak pernah mengajak kami untuk diskusi bersama, agar mengetahui  permasalahan yang terjadi selama ini, sebaiknya Pak Zulhendri harus belajar banyak dari Kadishub yang lama Muramis " ujarnya.

Di tempat terpisah, Afrizon Ketua Ikatan Pengemudi Taksi Bandara (IPTB), juga keberatan adanya taksi Blue Bild yang didatangkan oleh Kadishub ini. Menurutnya pemerintah terkesan bukan untuk menertibkan angkutan orang dengan kendaraan umum di jalan, tetapi lebih kelihatan berpeluang melakukan bisnis.

"Ini terkesan melakukan bisnis, bukan melakukan penertiban," ujar Afrizon, kepada wartawan di Bandara Hang Nadim Batam.

Afrizon juga mengatakan, kalau Kadishub mengatakan taksi Blue Bird yang didatangkan untuk menertibkan taksi di Batam berarti selama ini taksi yang sudah ada tidak menggunakan argo, padahal semenjak pemerintah Kota Batam menganjurkan taksi-taksi di Batam untuk menggunakan argo itu sudah kami lakukan sampai dengan hari ini.

"Untuk mendapatkan argo taksi, kami mati-matian membayar tagihannya per bulan kepada pihak bank, hanya untk mengikuti aturan yang diberlakukan Pemerintah Kota Batam," ujarnya.

Setelah dijalankan sistem argo kesehariannya di Bandara, dan tujuh pelabuhan yang ada di Batam ini, Afrizon mengatakan selama ini pemerintah tidak mensosialisasikan kepada masyarakat, sehingga sopir taksi yang di lapangan harus mengatakan kepada calon penumpang.

"Kalau mau naik syukur, karena kami dapat rejeki, tapi kalau penumpangnya tidak mau, kami mau bilang apa, penumpangnya sendiri tidak tahu kalau taksi-taksi di Batam sudah menggunakan argo," terangnya.