Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jumlah Orang Kaya di Cina Menurun
Oleh : Redaksi
Kamis | 12-09-2013 | 17:05 WIB
CNbillionaire.jpg Honda-Batam
Kredit foto: Forbes

BATAMTODAY.COM, Batam - Jika sebelumnya dilaporkan jumlah orang-orang kaya di Asia Tenggara meningkat, tidak demikian halnya dengan apa yang dilaporkan di Cina.

Firma konsultan kekayaan pribadi Wealth-X dan bank UBS AG justru melaporkan, kalangan miliarder Cina tak bertambah makmur sepanjang tahun lalu. Mereka semakin miskin dan menyusut dari segi jumlah.

Jumlah kalangan sangat kaya di Cina - yang memiliki kekayaan bersih $30 juta atau lebih - turun dari 11.245 menjadi 10.675 orang. Menurut laporan itu, penurunan terjadi di tengah-tengah perlambatan ekonomi Cina hingga laju terlemah selama lebih dari satu dekade. Total kekayaan kelompok ultra-high net worth (UNHW) ini juga turun, menjadi $1,52 triliun tahun ini dari $1,58 triliun setahun lalu.

Sebagian orang kaya di Cina tak lagi fokus untuk berinvestasi di daratan. Sebagian aset dilaporkan telah disalurkan ke Hong Kong, tempat kalangan kaya Cina kini mengantongi aset sekitar $530 miliar, naik $60 miliar dari tahun sebelumnya. 

"Cina menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan krisis pinjaman. Pemerintah juga lebih tegas menentang belanja bermewah-mewahan, demi memerangi korupsi yang menjamur di negara itu," tulis laporan Wealth-X dan bank UBS AG. 

Tekanan ekonomi semacam itu membuat sekelompok orang kaya Cina mengalihkan aset mereka ke Hong Kong.

Daerah administrasi khusus Cina itu kini menjadi rumah bagi 3.180 orang kaya Cina, naik 12,8 persen dari tahun sebelumnya. Dengan jumlah itu, Hong Kong kini mencatatkan diri sebagai wilayah dengan jumlah orang kaya tertinggi keempat di Asia, berada di belakang Jepang, Cina, dan India.

Lepas dari pelemahan di Cina, jumlah orang sangat kaya di Asia tumbuh sebesar 3,8 persen sepanjang tahun lalu. Kenaikan ini terjadi sesudah penurunan pada tahun sebelumnya. Pakistan mencatatkan pertambahan tertinggi, yakni sebesar 33,9 persen menjadi 415. (*)

Sumber: The Wall Street Journal