Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Tertarik untuk Beternak Sapi di Australia
Oleh : Redaksi
Selasa | 27-08-2013 | 21:42 WIB

BATAMTODAY.COM, Brisbane - Indonesia tertarik untuk berinvestasi pada peternakan sapi di Australia. Hal itu dilakukan untuk mengamankan pasokan sapi dalam negeri.

Sekretaris Kementerian BUMN, Wahyu Hidayat, seperti dilaporkan laman Beef Central, Selasa, dalam IndOz Beef dan forum perdagangan di Brisbane, pekan lalu, mengatakan, PT Pupuk Indonesia telah dipilih untuk mengawasi proses pembelian peternakan sapi Australia.

Hidayat mengatakan masih terlalu dini untuk membahas kemungkinan tentang rencana akuisisi properti tersebut, namun dia menegaskan bahwa hasil studi uji ketuntasan (due diligence) telah mendukung langkah investasi properti di Australia.

Awal tahun ini, kelangkaan daging sapi di Indonesia telah menyebabkan kenaikan harga di tingkat konsumen, dan Bulog pun telah diperintahkan untuk mengawasi stok daging sapi di pasaran juga. Sehingga Indonesia menambah impor daging sapi asal Australia sebanyak 3.000 ton untuk menekan kenaikan harga daging sapi selama bulan Ramadhan lalu.

Menurut Hidayat, upaya untuk membeli peternakan di Australia merupakan langkah lebih lanjut yang dilakukan oleh kementerian untuk memenuhi arahan Presiden guna meningkatkan keamanan pasokan daging sapi. 

Berdasarkan studi uji tuntas yang diselesaikan PT Pupuk Indonesia, peternakan sapi harus dilakukan di Australia karena itu lebih efisien, sementara penggemukan sapi dan pengolahannya harus dilakukan di Indonesia karena efisiensi yang diberikan oleh biaya tenaga kerja lebih rendah dan karena dari potensi untuk reekspor daging sapi olahan dari Indonesia ke negara-negara muslim lainnya.

"Kami bukan hanya berpikir untuk mengantisipasi kelangkaan stok (daging sapi) dalam negeri, kami juga mengincar kemungkinan untuk memperluas pasar sapi halal kami ke luar negeri," kata Hidayat.

Hidayat menjelaskan, sapi diternak di peternakan milik Indonesia di Australia, kemudian akan diimpor ke Indonesia untuk penggemukan oleh petani kecil dan menengah, dan selanjutnya diproses melalui pemotongan hewan milik pemerintah dan fasilitas distribusi daging.

Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, juga pernah berencana untuk membeli satu juta hektar lahan di Australia untuk ternak sapi. (*)

Editor: Dodo