Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dollar Naik, Pabrik Berebut Susu Peternak
Oleh : Redaksi
Selasa | 27-08-2013 | 11:36 WIB
susu sapi.jpg Honda-Batam
(Foto: Tempo)

BATAMTODAY.COM, Malang - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menjadi memontum kebangkitan produksi susu dalam negeri. Karena harga impor susu melonjak, Industri Pengolahan Susu (IPS) bakal berebut memilih susu dalam negeri.

"Produk susu peternak akan menjadi rebutan," kata Ketua bidang usaha Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Timur, Sulistyanto usai Seminar on Feed, Sanitation, and Reproduction Management on Dairy Cattle di Malang, Jawa Timur, Senin 26 Agustus 2013. Asal, peternak sapi perah menjaga kualitas susu yang diproduksi.

"Saat jadi rebutan, kadang kualitas diabaikan," katanya. Jika kualitas tetap terjaga, ia berharap harga susu juga menyesuaikan. Selama ini keuntungan petani tipis, harga susu tak bisa menutupi biaya operasional. Saat ini harga susu berkisar antara Rp 3.400 - Rp 4 ribu per liter.

Harga susu di Indonesia terendah di ASEAN. Bandingkan dengan harga susu Malaysia Rp 5.400 per iter, Thailand Rp 5.200, Philipina Rp 4.800 dan Vietnam Rp 4 ribu. Selama ini kebutuhan bahan baku susu untuk IPS di Jawa Timur mencapai 1.600 ton per hari. Sedangkan pasokan peternak sapi sebesar Rp 1.000 ton per hari.

"Kekurangannya susu impor," katanya. Apalagi produsen susu terus berkembang, 30 tahun lalu 5 IPS sekarang berkembang mencapai 52 IPS. Untuk itu, ia mendesak pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan agar harga susu disesuaikan dengan harga di ASEAN.

Technical Director for US Grains Council Southeast Asia, Budi Tangendjaja mengatakan jika kenaikan nilai tukar rupiah juga mempengaruhi harga pakan. Lantaran sejumlah bahan baku pakan ternaK berasal dari impor. "Kenaikan pakan sekitar 10 persen," katanya.

Kenaikan harga pakan menyebabkan peternak berimprovisasi menggunakan bahan pakan yang tersedia di alam. Seperti katul, bungkil kelapa dan hijauan. Namun, kualitas pakan rendah sehingga mempengaruhi produksi susu. "Peternak butuh pengetahuan mengolah pakan yang berkualitas" katanya.

Selain pakan, katanya, produksi susu juga dipengaruhi bibit sapi, penyakit dan manajemen pengolahan. Selama ini bibit sapi diimpor dari Australia. Namun, belakangan gencar dilakukan kawin suntik dengan mengimpor semen berkualitas dari Australia.

Produksi susu di Indonesia relatif rendah dibandingkan daerah lain. Rata-rata produksi susu peternak Indonesia sekitar 6-8 liter per ekor. Rata-rata populasi sapi setiap memiliki sekitar lima ekor sapi perah.

Sumber: Tempo