Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

TNI AD Bakal Punya Delapan Apache Senilai Rp5 Triliun Lebih
Oleh : Redaksi
Senin | 26-08-2013 | 22:44 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Amerika Serikat (AS) setuju untuk menjual delapan armada helikopter tempur, Apache, untuk TNI Angkatan Darat dalam sebuah transaksi senilai sebanyak USD500 juta atau sekitar 5,4 triliun rupiah.

Selain menjual, AS juga akan memberikan pelatihan pilot, taktik, teknik dan prosedur untuk beroperasi di Asia Tenggara, kata seorang pejabat pertahanan AS dalam sebuah pernyataan melalui e-mail, sebagaimana dilansir Bloomberg, malam ini.

"AS untuk pertama kalinya telah setuju untuk menjual helikopter tempur Apache yang baru, AH-64E , ke Indonesia," kata Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, dalam sebuah pernyataan dari Jakarta saat bertemu rekannya, Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan RI.

Helikopter itu dilengkapi dengan radar longbow, yang dibuat oleh Boeing yang berbasis di Chicago, seperti berbagai model Apache yang diterbangkan oleh Angkatan Darat AS dan militer di Mesir, Yunani, Israel, Jepang, Kuwait, Belanda, Arab Saudi , Singapura, Uni Emirat Arab dan Inggris.

Sebagaimana diketahui, pada 2005 AS mencabut larangan penjualan senjata dan kerja sama militer dengan Indonesia, yang diberlakukan pada tahun 1991 karena catatan hak asasi manusia. Sebuah perjanjian kerja sama pertahanan ditandatangani sekitar lima tahun kemudian.

Malah, pada November 2011, AS setuju untuk memberikan Indonesia dengan 24 jet tempur F-16 yang diperbaharui dari persediaan pesawat yang digunakan Pentagon. Menurut Hagel, kini Indonesia telah membuat kemajuan dalam meningkatkan transparansi dan perlindungan hak asasi manusia.

Sementara, Menhan Purnomo Yusgiantoro, dalam konferensi pers, mengatakan, AS tidak membatasi penggunaan pesawat Apache. Pembelian delapan helikopter tempur itu, menurut dia, karena alat utama sistem senjata (alusista) TNI belum belum dimodernisasi selama 15 atau 20 tahun terakhir karena krisis keuangan Asia tahun 1998.

"Di negara-negara lain ketika kinerja ekonomi menjadi lebih baik, ketika ada pertumbuhan ekonomi yang baik, sebagian dana bisa digunakan untuk memodernisasi angkatan bersenjata," kata Purnomo. "Itulah apa yang terjadi dengan Indonesia," imbuhnya.

Medio Agustus lalu, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Moeldoko, memastikan pemerintah membeli delapan unit helikopter Apache dari AS. Menurut dia, Kementerian Pertahanan sudah memberi lampu hijau untuk membeli helikopter serang canggih AH-64-D Apache Longbow.

Dewan Perwakilan Rakyat yang sebelumnya menolak pembelian Apache karena dianggap kemahalan, kata Moeldoko, kini sudah sepakat menyetujuinya. (*)

Editor: Dodo