Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Agung Bantah Pecah Belah Golkar

Alzier: Kedatangan Agung Atas Perintah Ical
Oleh : Surya Irawan
Senin | 18-04-2011 | 11:23 WIB
alzier11.jpg Honda-Batam

Alzier Dianis Thabrani

Jakarta, batamtoday - Ketua Panitia Pelaksana Rapimnas Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Alzier Dianis Thabrani menilai tindakan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar  membuka  Rapimnas dan Rakernas SOKSI telah melalui prosedur yang benar dan tidak ada upaya memecah belah Partai Golkar. Kedatangan Agung membuka Rapimnas dan Rakernas SOKSI di Hotel Peninsula Jakarta pada Kamis (14/4) itu bukan atas permintaan Rusli Zainal, tetapi atas perintah Aburizal Bakrie selaku Ketua Umum Partai Golkar.

"Pak Ical (Aburizal Bakrie, red) telah menunjuk Agung Laksono untuk hadir dan membuka Rapimnas dan Rakernas menggantikan dirinya. Agung telah meminta izin kepada ketua umum dan langsung mendapat petunjuk lewat SMS bahwa Ical menyetujui kehadiran Agung Laksono mewakili dirinya. Perintahnya, lanjutkan dan susun program-program yang pro rakyat, “ kata Alzier di Jakarta, Minggu  (17/4).

Seperti diketahui, sebuah harian ibukota memberitakan pendiri SOKSI Suhardiman meragukan kapasitas kehadiran Agung Laksono yang mengklaim dan mengatasnamakan Ical. Suhardiman yakin, Agung telah lakukan kebohongan publik.

"Saya tidak percaya Agung Laksono mewakili Ical. Berdasarkan informasi yang saya terima sebelum membuka Rapimnas Soksi, Rusli Zainal malamnya dating ke Agung Laksono untuk meminta kesediaannya member sambutan. Jadi, kehadiran Agung membuka Rapimnas Soksi gadungan itu memang disengaja untuk memecah belah Partai Golkar. Saya hanya mengingatkan Ical agar mewaspadi kader-kader seperti itu,’’ kata Suhardiman beberapa hari lalu.

Namun, menurut  Alzier, tidak benar tuduhan Suhardiman bahwa Agung memecah belah Golkar itu sama sekali tidak benar. Sebab Agung menjadi kader Golkar sejak muda sehingga tak mungkin punya rencana memecah belah Golkar. “Itu hanya karangannya Suhardiman saja, dia ngomong begitu, mungkin karena dikilik orang,’’ tegas Alzier.

Atas tudingan itu, Alzier meragukan kapasitas Suhardiman sebagai pendiri SOKSI. Sebab sepengetahuannya, pendiri SOKSI yang sejati adalah almarhum Jenderal Anumerta Ahmad Yani pada tahun 1960-an dan Suhardiman hanya melanjutkan langkah Ahmad Yani membesarkan SOKSI, karena Pahlawan Revoluasi itu tewas dalam tragedi G30S /PKI tahun 1965menjadi . Sebagai orang yang dituakan di SOKSI, Alzier meminta Suhardiman introspeksi mengingat SOKSI memiliki aturan dan  ekstabilitasnya diukur oleh AD/ART, bukan ditegakkan lewat deadlock yang tidak diatur oleh AD/ART Soksi.

“Mestinya Suhardiman bisa ngemong anak buah, jangan malah memecah belah organisasi, “ kata Ketua DPD I Golkar Lampung itu.

Alzier menambahkan bahwaa kepemimpinan Rusli Zainal di SOKSI telah  melalui prosedur dan konstitusi organisasi. Hingga kini, dukungan  29 Depidar Tingkat I se-Indonesia terhadap Rusli Zainal masih solid. “Malah dalam rapimnas kemarin yang hadir ada 31 Depidar, hanya Sulawesi Barat dan Maluku Utara saja yang tidak hadir karena kendala transportasi. Kalau mereka dapat tiket ke Jakarta, tentu Rapimnas akan dihadiri 33 Depidar dari seluruh Indonesia.

Hal senada disampaikan staf khusus Agung Laksono di Kementerian Kesejahteraan Rakyat, Leo Nababan. Menurut Leo,  kehadiran Agung di pembukaan Rapimnas dan Rakernas SOKSI bukan kehendak pribadi, melainkan perintah Ketum Golkar untuk mewakili dirinya membuka Rapimnas Soksi. Sebagai Wakil Ketua Umum Golkar, Agung taat dan patuh pada perintah bosnya.

“Saya tahu persis posisi Pak Agung. Dia diperintah Ical lewat sms untuk membuka acara rapimnas Soksi. Sebagai  anak buah, Pak Agung taat asas pada pemimpinnya, tapi kenapa malah dituduh memecah belah Golkar, “ kata Leo.

Leo menyangkal adanya tudingan Agung memecah belah Golkar. Leo perlu mengklarifikasi hal ini, karena Agung sedang berada di luar negeri. “Tudingan itu salah alamat karena Agung   tidak memecah belah Golkar, apalagi melakukan kebohongan public, “ kata Leo Nababan yang  juga menjabat Wakil Sekjen Partai Golkar.

Leo berpendapat sangat berlebihan jika ada yang menuduh Agung mau memecah-belah Golkar.  Agung  tidak pernah memiliki niat sekeji itu, sebab Agung juga dulu pernah mengalami hal yang serupa di Kosgoro. “Wong dia  Wakil Ketua Umum Golkar, masak mau memecah belah Golkar? Beliau itu justru berniat untuk menyatukan dua kubu yang sedang bertengkar, “ kata Leo yang juga seorang fungsionaris Golkar ini.