Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pasar Lokal Bakal Berguncang, Pengembang Singapura Pilih Ekpansi ke Luar Negeri
Oleh : Redaksi
Rabu | 14-08-2013 | 15:24 WIB

BATAMTODAY.COM, Singapura - Perusahaan pengembang berskala kecil dan menengah di Singapura, mulai berlomba-lomba melakukan ekspansi ke luar negeri. Hal itu dipicu oleh amaran yang disampaikan dua dua perusahaan pengembang kampiun di Singapura seperti CapitaLand dan City Development, yang menyatakan pasar lokal diprediksi akan menghadapi guncangan.


TEE Land, termasuk salah satu pengembang yang "mematuhi" peringatant tersebut. Dilaporkan oleh Channel NewsAsia, Rabu (14/8/1013), baru-baru ini TEE Land telah mengumumkan proyek baru di Malaysia, Thailand dan Selandia Baru. Budget proyek tersebut disedot dari pendapatan perusahaan sebesar 25 persen, dan berencana meraup keuntungan dari peorek di luar negeri itu hingga 50 persen dalam empat hingga lima tahun ke depan.

Jonathan Phua, CEO dan Direktur Eksekutif TEE Land, mengatakan, "Peluang (properti) di sini semakin kecil, pasar semakin kompetitif dengan masuk pengembang asing ke Singapura. Kami rasa, inilah saatnya kami berusaha di luar negeri bahwa wilayah tersebut harus memberikan kami lebih banyak kesempatan."

TEE Land tidak sendirian dalam mengejar peluang di luar negeri. Pengembang lokal lainnya, Oxley, telah mengumpulkan lima akuisisi di Malaysia, China dan Kamboja dalam tiga bulan terakhir.

Ng Kian Teck, Kepala Analis di SIAS Research, mengatakan, "Anda mencari potensi pertumbuhan, laba yang lebih tinggi, dan mungkin lebih baik lagi, pembayaran dividen yang lebih tinggi. Jika Anda ingin pertumbuhan jenis ini, maka ada kebutuhan untuk sebagian besar perusahaan untuk benar-benar menjelajahi pasar-pasar lainnya. Untuk mengambil risiko sedikit lebih, tapi mudah-mudahan lebih banyak keuntungan pada akhir hari."

Namun, melakukan ekspansi ke luar negeri juga akan menghadapi lebih banyak risiko dan dengan masalah yang lebih komplek. Pasalnya, dibandingkan dengan kompetitor yang punya modal besar, banyak pemain lebih kecil Singapura kurang bernafsu dan toleran dengan risiko. (*)

Editor: Dodo