Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perusahaan Cina Dikabarkan Tertarik Akuisisi BlackBerry
Oleh : Redaksi
Rabu | 14-08-2013 | 14:09 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - BlackBerry Ltd siap dilego. Namun, tampaknya tidak banyak peminat siap menyambar kesempatan memiliki Blackberry. Bahkan di kalangan produsen perangkat genggam di Asia, sedikit yang ingin berekspansi secara global.


Dulu, kekuatan produsen smartphone asal Kanada itu adalah pelanggan setia dari sektor korporasi dan pemerintah, serta sejumlah paten bidang teknologi. Tetapi, berbagai manfaat itu dengan cepat memudar.

Sejumlah masalah menghinggapi paten inti BlackBerry. Selain itu, semakin banyak pelanggan korporasi yang meninggalkan BlackBerry dan memakai perangkat iPhone dan Android, ujar Nicholas Baratte, Kepala Unit Riset Teknologi CLSA Asia Pasifik. “Kini, amat sulit menaksir nilai bisnis BlackBerry,” ujarnya.

Keputusan BlackBerry untuk mencari mitra atau pembeli potensial meruapkan pertanyaan mengenai apakah pemain Cina seperti Lenovo Group Ltd atau Huawei Technologies Co, memiliki ketertarikan. Lenovo, produsen PC terbesar dunia, dan Huawei, pemasok perlengkapan komunikasi terbesar kedua dunia, tengah berusaha meningkatkan skala operasi smartphone di luar Cina. 

Keduanya pun memiliki dana akuisisi jika mereka berniat melakukan pembelian. Lenovo dan Huawei telah menjual lebih banyak smartphone dari BlackBerry dalam skala global, demikian firma riset IDC. Masalahnya adalah apakah BlackBerry layak dibeli.

Huawei belum pernah melakukan akuisisi besar selama 25 tahun berdiri. Mengintegrasikan BlackBerry dan para insinyurnya di Kanada akan sangat berisiko. Adanya klaim dari penyusun undang-undang AS bahwa Huawei mengancam keamanan nasional kian memperkecil peluang terjadinya akuisisi. Juru bicara Huawei mengatakan pada Selasa bahwa perusahaan tidak berkomentar atas kabar burung dan spekulasi.

Lenovo, pembeli IBM pada 2005, adalah satu-satunya perusahaan yang memiliki rekam jejak pembelian perusahaan pesaing asal negeri barat. Lenovo tanpa malu mengatakan akuisisi diperlukan untuk menumbuhkan bisnis smartphone.

Seorang juru bicara Lenovo mengatakan perusahaan tidak bisa berkomentar mengenai masalah BlackBerry secara spesifik. "Sudah selalu menjadi tujuan kami untuk menemukan perusahaan yang, jika terintegrasi dengan Lenovo, akan menopang pertumbuhan organik perusahaan secara efektif serta menghasilkan sinergi baru yang meningkatkan bisnis kami secara keseluruhan serta pengembalian modal."

Baratte mengatakan BlackBerry kemungkinan tidak memberi cukup manfaat yang bisa memikat Lenovo. Melihat kenyataan bahwa BlackBerry tak lagi memiliki kekuatan, serta adanya pangsa pasar yang turun pesat, segala upaya pembeli Cina untuk mengintegrasikan operasi perusahaan bermanajemen buruk itu dipandang terlampau rumit dan berbiaya besar, ujarnya.

Sementara itu, sejumlah tulisan di media mengungkapkan bahwa skenario paling mungkin bagi BlackBerry adalah menjadi perusahaan tertutup. Koran Kanada, Globe And Mail, mengabarkan pada Senin bahwa firma investasi Fairfax Financial Holdings Ltd, pemegang saham terbesar BlackBerry sebesar 10 persen, tengah melakukan pembicaraan dengan perusahaan ekuitas swasta dan para pemain industri yang mungkin tertarik ikut andil dalam buyout. Prem Watsa, pengendali Fairfax, mengundurkan diri dari dewan direksi BlackBerry, Senin, demikian laporan koran tersebut. (*)

sumber: The Wall Sreet Journal