Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dampak Kenaikan BBM, Inflasi Batam dan Tanjungpinang Alami Peningkatan Signifikan
Oleh : Roni Ginting
Sabtu | 03-08-2013 | 10:33 WIB

BATAM, batamtoday - Inflasi Kota Batam dan Tanjungpinang mengalami peningkatan signifikan melebihi perkiraan Bank Indonesia. Tingginya tekanan inflasi disebabkan kenaikan harga BBM bersubsidi dan tingginya permintaan menjelang lebaran.

Melalui siaran persnya, Kepala kantor Perwakilan BI Provinsi Kepri, Amanlison Sembiring menjelaskan bahwa inflasi Batam berdasarkan data BPS mencapai 2,16 persen (mtm) atau 5,61 persen (yoy). Tingginya tekanan inflasi disebabkan oleh dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM bersubsidi dan gangguan pasokan sejumlah komoditas pangan.

"Harga bensin dan solar serta tarif angkutan sudah mencapai puncak di bulan Juli dengan inflasi kelompok administered prices sebesar 3,72 persen (mtm)," katanya.

Kenaikan harga komoditas kelompok bumbu-bumbu dan sayur-sayuran mendorong inflasi kelompok volatile food ke level 1,78 persen (mtm).

"Sementara itu kelompok inti mencapai inflasi sebesar 1,81 persen (mtm), diantaranya disebabkan kenaikan biaya angkutan udara menjelang lebaran dan kenaikan sejumlah komoditas ikan segar," ujar Amanlison.

Sedangkan pergerakan inflasi IHK kota Tanjungpinang searah dengan kota Batam. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS mencapai 3,68 persen (mtm) atau 9,42 persen (yoy). Inflasi kelompok volatile food mencapai 3,91 persen (mtm) dan memberi sumbangan inflasi terbesar terutama bersumber dari kenaikan harga-harga komoditas. Sementara itu peningkatan tarif transportasi jadi penyebab utama dari laju inflasi kelompok administered prices sebesar 3,81 persen (mtm).

"Kenaikan harga pada kelompok makanan jadi dan sayur-sayuran seperti kue kering dan buncis membawa kelompok inti mencatat inflasi sebesar 3,43 persen (mtm)," terangnya.

Kedepan, inflasi diperkirakan mereda dan kembali pada pola normalnya. Inflasi IHK kota Batam dan Tanjungpinang diperkirakan masing-masing turun ke level 0,41 persen (mtm) dan 1,04 persen (mtm) pada Agustus.

"Dengan memperhitungkan bobot kota maka realisasi inflasi Provinsi Kepri diperkirakan mencapai 0,53 persen (mtm). Penurunan inflasi dipengaruhi oleh meredanya dampak kenaikan harga BBM dan kembali normalnya permintaan setelah lebaran," kata Amanlison.

Editor: Dodo