Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga Pangan dan Tarif Transportasi Pemicu Inflasi

Inflasi Juli 2013 Tertinggi dalam 4,5 Tahun
Oleh : Redaksi
Jum'at | 02-08-2013 | 11:15 WIB

JAKARTA, batamtoday - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Juli 2013 terjadi inflasi sebesar 3,29 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 144,63. Dari 66 kota IHK, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ternate 6,04 persen dengan IHK 147,05 dan terendah terjadi di Singkawang 1,36 persen dengan IHK 146,30.

"Inflasi Juli terjadi diikuti dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 144,63. Dari 66 kota IHK, tercatat seluruh kota mengalami inflasi, dengan tingkat inflasinya paling tinggi adalah Ternate dan Singkawang," papar Suryamin, Kepala BPS, saat konferensi pers, Kamis (1/8/2013).

Harga pangan dan tarif transportasi merupakan penyetir utama inflasi kali ini. Dijelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 5,46 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,55 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,44 persen; kelompok kesehatan 0,40 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,69 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 9,60 persen. Sedangkan kelompok sandang pada bulan ini mengalami deflasi 0,09 persen. 

Selain itu, Suryamin melaporkan, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juli) 2013 sebesar 6,75 persen dan tingkat inflasi year on year (Juli 2013 terhadap Juli 2012) sebesar 8,61 persen. Komponen inti pada Juli 2013 mengalami inflasi sebesar 0,99 persen, tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Juli) 2013 sebesar 2,32 persen dan tingkat inflasi komponen inti year on year (Juli 2013 terhadap Juli 2012) sebesar 4,44 persen.

Laju inflasi Juli merupakan yang tertinggi sejak Januari 2009, saat itu mencapai 9,17 persen. Sedangkan secara bulanan, inflasi naik 3,29 persen dibandingkan kenaikan 1,03 persen pada Juni.

Sebelumnya, proyeksi median inflasi secara tahunan dari sembilan ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 8,15 persen. Proyeksi median tujuh ekonom untuk inflasi bulanan sebesar 2,85 persen.

Inflasi inti, yang tidak memperhitungkan komponen harga volatil dan harga yang ditentukan pemerintah, naik menjadi 4,44 persen pada Juli. Inflasi inti menguat dari 3,98 persen untuk periode Juni.

Dikutip dari Wall Street Journal, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi akan melemah pada Agustus. Perkiraan ini memberikan ruang lebih leluasa bagi BI yang telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin sejak pertengahan Juni.

Kepada Dow Jones, Perry mengatakan BI optimistis inflasi bulanan akan melemah hingga 0,9 persen pada Agustus.

Pemerintah pada 22 Juni lalu menetapkan kenaikan harga bahan bakar bensin premium sebesar 44 persen dan solar sebesar 22 persen. Langkah yang tak populer tetapi penting ini dilakukan untuk mencegah pembengkakan anggaran akibat subsidi BBM. Sejak itu pula, BI mengalihkan fokus untuk mengatasi kenaikan harga. (*)

Editor: Dodo