Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Politisi Kutu Loncat Adalah Pengkhianat
Oleh : Surya/Tunggul Naibaho
Kamis | 14-04-2011 | 09:50 WIB
SuryadharmaAli.jpg Honda-Batam

Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali.

Jakarta, batamtoday - Politisi yang dengan seenaknya pindah partai politik ssetelah berhasil menjadi kepala daerah, bukan saja kutu loncat, tetapi pantas disebut sebagai pengkhianat.

Demikian ditegaskan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali di Istana Negara Jakarta, pagi ini, Rabu 14 April 2011.

"Kita sebut kutu loncat sudah halus. Tetapi pantas disebut pengkhianat," tegas Suryadharma.

Sebagai ketua partai politik, Suryadharma mengaku sempat mengalami hal demikian, dimana ada kader PPP, baik yang sedang menjabat sebagai walikota ataupun bupati,  yang menyatakan ingin pindah ke partai lain, karena merasa karir politiknya akan lebih baik.

"Memang sangat susah bagi partai politik menghadapi hal demikian. Ini semua terpulang pada  komitmen dan loyalitas kader yang bersangkutan," jelasnya.

Dalam hal politisi kutu loncat ini, Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf, juga telah menyatakan akan pindah dari Partai Amanat Nasional (PAN) ke Partai Demokrat (PD). Diduga, pada Pilgub Jawa Barat mendatang, Dede ingin maju sebagai calon Gubernur, dan mungkin mantan pesinetron ini merasa peluangnya akan lebih besar jika ia loncat ke PD.

Suryadharma Ali mengatakan karir seseorang akan lebih baik jika pindah partai politik, tetapi jelas hal itu berbeda dengan yang dialami Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Saat maju dulu dia diusung partai Golkar, dan kemudian pindah ke PD, namun PD, belakangan ternyata lebih mendukung Nachrowi Ramli sebagai calon Gubernur DKI pada tahun 2012 ini. 

Suryadharma menilai sikap kutu loncat tak lebih dari orang yang memanfaatkan partai sebagai kendaraan politik, bersikap opportunis, ketika tujuan sugah tercapai, maka kendaraan itu ditinggalkan begitu saja, tidak perduli, tandasnya.