Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Singapura Mulai Cemaskan Peningkatan Titik Api di Sumatera
Oleh : Redaksi
Selasa | 23-07-2013 | 12:38 WIB
kabut_asap_singapura_berfoto.jpg Honda-Batam
Para turis berfoto dengan menggunakan kacamata hitam dan masker. (Foto: AP/BBC)

SINGAPURA - Singapura telah menyampaikan keluhan secara resmi kepada Indonesia terkait peningkatan titik api yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan, setelah kualitas udara di negara itu kembali nyaman sebulan yang lalu.

 
Bulan lalu, asap dari kebakaran hutan di Pulau Sumatera telah meningkatkan indeks polusi udara di Singapura dan Malaysia ke ambang yang berbahaya. Meskipun langit di Singapura masih cerah dalam beberapa minggu terakhir, namun Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) mengatakan, Minggu, asap bisa kembali karena pengaruh angin.

"Wilayah ini akan 'sekali lagi diselimuti oleh kabut asap jika titik api di Sumatera terus tetap tinggi," kata Ronnie Tay, Chief Executive NEA dalam pernyataan yang dikeluarkan Senin sebagaimana dilansir Wall Street Journal, Selasa (23/7/2013).

Dalam sebuah surat kepada Deputi Menteri Indonesia untuk Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Arief Yuwono, Tay menawarkan bantuan untuk mencegah asap. Singapura bisa membantu dengan deteksi dini titik api dan menyebarkan pesawat untuk membantu dalam operasi penyemaian awan untuk menginduksi hujan, kata Tay.

Asap lintas-perbatasan telah menjadi masalah yang berulang untuk Singapura dan Malaysia sejak 1980-an, akibat angin yang membawa asap kebakaran dari Indonesia. Hal itu dilakukan karena mencari biaya semurah mungkin untuk pematangan lahan secara ilegal yakni dengan cara pembakaran lahan, yang biasanya dilakukan pada puncak bulan-bulan kering, Juni sampai September.

NEA mengatakan citra satelit menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan tajam dalam jumlah titik panas di Sumatera dalam dua hari terakhir, dengan 261 pada hari Minggu, dan 252 pada hari Senin.

Pemerintah Indonesia setuju telah terjadi pembakaran hutan secara sporadis yang baru, namun mengatakan Jakarta bekerja untuk menekan kebakaran dan telah melakukan penyemaian awan dan pemboman air, menurut pernyataan pemerintah Singapura.

Singapura telah berulang kali meminta Indonesia untuk berbagi informasi tentang kepemilikan lahan perusahaan perkebunan di Sumatera untuk mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang membakar lahan. Namun pihak Indonesia belum berbagi data.

Singapura dilanda asap terburuk yang direkam bulan lalu, dengan tiga jam indeks polusi udara mencapai angka 401 pada 21 Juni lalu.

Pada Selasa (23/7/2013), ukuran kualitas udara adalah antara 30 dan 38 di bagian yang berbeda dari Singapura, yang menunjukkan kualitas udara yang baik. Namun, indeks naik di atas 100, tingkat yang dianggap tidak sehat di Malaysia Selangor, Malaka dan Johor negara, menurut pernyataan dari pemerintah Malaysia. (*)

Editor: Dodo