Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pembebasan Impor Sapi Siap Potong Rugikan Peternak
Oleh : Redaksi
Selasa | 23-07-2013 | 09:57 WIB

JAKARTA - Melalui Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 699/M-DAG/KEP/7/2013 tentang Stabilisasi Harga Daging Sapi, pemerintah membebaskan impor sapi siap potong hingga akhir tahun ini.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di kantornya menyatakan, peraturan ini dikeluarkan untuk menambah dan menjaga ketersediaan daging sapi nasional. "Selain itu, menciptakan stabilisasi harga daging sapi di bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 2013, serta hari besar keagamaan lainnya," katanya, dikutip dari Tempo, Selasa (23/7/2013).

Meski terdengar mulia, niat pemerintah ini belum tentu tanpa cela. Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana menyatakan, kebijakan ini bisa mematikan usaha para peternak sapi di Indonesia.

Teguh menyatakan, saat ini, setelah banyak pengusaha penggemukan sapi impor (feed lotter) mulai melakukan pemotongan, harga sapi hidup di tingkat peternak sudah turun dari Rp 37.500 per kilogram menjadi Rp 33 ribu per kilogram. "Kalau didatangkan lagi sapi siap potong yang harganya (landed cost) cuma Rp 24 ribu per kilogram, kita ga bisa lagi bersaing," kata Teguh.

Menurut Teguh, keinginan pemerintah untuk menekan harga daging sapi hingga Rp 75-76 ribu per kilogram harus dipikirkan lagi. "Jaring pengaman untuk peternak lokal ini harus tetap ada, Kementerian Pertanian harusnya bisa fasilitasi kredit atau subsidi," ujarnya.

Sebab, meski menurut perhitungan harga tersebut tidak akan merugikan peternak, kenyataan di lapangan tidak seindah itu. "Pedagang itu tidak mau rugi. Kalau pemerintah tekan mereka untuk jual murah, mereka tekan lebih keras ke peternaknya biar tetap untung," tutur Teguh.

Apalagi, bila pilihan sapi-sapi impor makin membanjir dengan harga murah, pedagang tak akan lagi menengok ke sapi milik peternak lokal. "Kalau sapi kita sendiri tak laku dan peternak berhenti usaha, bagaimana swasembadanya," kata Teguh.

Sumber: Tempo.co