Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Energi Terbarukan Semakin Berdaya
Oleh : Dodo
Jum'at | 14-06-2013 | 08:21 WIB

NEW YORK - Kapasitas energi baru dan terbarukan (EBT) dunia terus meningkat membawa manfaat ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Pertumbuhan ini sekaligus menjadi solusi masalah lingkungan. Hal ini terungkap dalam berita Program Lingkungan PBB (UNEP) yang dirilis Rabu (12/6/2013). Total kapasitas EBT dunia naik 8,5% dari tahun 2011 menjadi lebih dari 1.470 gigawatt (GW) pada 2012.

Energi angin menyumbang 39% dari kapasitas EBT bersama dengan energi air dan energi matahari yang masing-masing menyumbang 26%. Kapasitas energi surya mencapai rekor baru, menembus 100 GW melampaui energi nabati menjadi energi dengan kapasitas energi terbarukan terbesar ketiga setelah energi air dan angin.

Instalasi energi surya dunia juga mencapai rekor 30,5 gigawatts (GW) pada 2012 namun nilai investasi keseluruhan turun dari tahun sebelumnya dipicu turunnya harga panel surya antara 30%-40%. Penurunan harga ini memicu investasi pada pembangkit energi surya skala kecil yang naik dari $77 miliar pada 2011 menjadi $80 miliar pada 2012. Kapasitas energi angin terpasang juga mencetak rekor baru mencapai 48,4 GW naik dari 42,1 GW pada 2011.

Akselerasi dan pertumbuhan EBT melintasi batas geografis beralih ke negara berkembang. Dari 138 negara di dunia yang memiliki target dan kebijakan energi terbarukan, sebanyak dua pertiganya (lebih dari 30%) adalah negara berkembang. China, terus menjadi pemain utama EBT – terutama energi surya – dengan total investasi sebesar $67 miliar pada 2012 naik 22% dari tahun 2011.

Wilayah Timur Tengah dan Afrika menjadi wilayah dengan pertumbuhan investasi regional tertinggi naik 228% menjadi $12 miliar. Pertumbuhan ini terutama terjadi di Afrika Selatan, Maroko, Meksiko, Chili dan Kenya.

Di negara maju seperti Amerika Serikat, investasi EBT turun 34% menjadi $36 miliar karena ketidakpastian kebijakan pemerintah. Investasi EBT di Spanyol dan Italia juga terganggu akibat masalah kebijakan dan dukungan EBT ke depannya.

Jerman menambah kapasitas energi surya mereka sebesar 7,6 GW pada 2012 (27% dari kapasitas energi surya baru dunia), namun secara nasional, nilai investasi EBT mereka turun 35% menjadi $20 miliar. Alasannya, harga energi surya yang lebih rendah dan turunnya investasi di energi angin.

Kabar menggembirakan datang dari Jepang. Investasi EBT di Negeri Matahari Terbit ini (termasuk untuk riset dan pengembangan EBT) naik 73% menjadi $16 miliar, terutama karena pertumbuhan investasi di pembangkit energi tenaga surya skala kecil dipicu oleh pemberian subsidi tarif untuk pemasangan energi ini.

Menurut UNEP, sejumlah kota tengah bekerja sama dengan pemerintah pusat untuk mengembangkan EBT seperti di India, Brasil, China, Indonesia, Jepang dan Afrika Selatan. Di wilayah Uni Eropa dan Amerika Serikat, kota-kota juga mulai berinisiatif sendiri untuk beralih ke EBT.

Kota-kota di Eropa memiliki komitmen peralihan ke energi bersih terbesar. Sebanyak 1.116 kota baru menandatangani Covenant of Mayors pada 2012. Mereka sepakat beralih ke EBT guna mengurangi emisi CO2 sebesar 20% sekaligus menetapkan aksi mitigasi perubahan iklim dan efisiensi energi.

Jumlah lapangan kerja yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung di industri EBT mencapai 5,7 juta pada 2012. Negara dengan pertumbuhan lapangan kerja tertinggi ada di Brasil, China, India, negara-negara anggota Uni Eropa dan Amerika Serikat. Di Bangladesh, jasa penjualan, pemasangan dan perawatan panel surya telah menciptakan 150.000 lapangan kerja baru yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung di industri ini.

Editor: Dodo