Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

AJI Indonesia Jadi Anggota Komite Eksekutif IFJ dalam Kongres ke-28 di Dublin
Oleh : Dodo
Senin | 10-06-2013 | 08:43 WIB

DUBLIN - Kongres ke-28 Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) 4-7 Juni di Dublin, Irlandia, menetapkan Jim Boumelha sebagai Presiden IFJ untuk ketiga kalinya. Buomelha adalah jurnalis senior asal Inggris, mantan Presiden Serikat Kerja Nasional Inggris-Irlandia. Jim pertama kali terpilih sebagai Presiden IFJ pada Kongres IFJ 2007 di Moskow, kemudian terpilih lagi pada Kongres IFJ 2010 di Cadiz, Spanyol.

Dalam Pemilihan yang ketat, Jim Buomelha merebut 191 suara atas Philippe Leruth, peraih 178 suara. Leruth adalah jurnalis senior asal Belgia, pernah menjabat Wakil Presiden Federasi Jurnalis Eropa (FEJ).

Pemilu Presiden IFJ kali ini diwarnai protes dan aksi walk-out delegasi Jerman (DJV) dan Kanada (CWA-SCA), diikuti mundurnya anggota Presidium asal Belgia. Mereka menilai proses pemilihan yang terjadi "tidak memenuhi standar demokrasi di IFJ".
 
Perdebatan sengit pemilihan Presiden muncul saat Komisi Pemilu IFJ menemukan kelebihan 5 suara dari 364 suara yang sah. Sebagian delegasi Kongres menolak hasil pemilu dan menuntut pemilihan ulang. Namun tuntutan pemilu ulang ditolak mayoritas delegasi.

Debat antar delegasi dan aksi walk-out terkait pemilihan otomatis memundurkan seluruh agenda Kongres. Baru menjelang malam, semua pihak menerima hasil pemilu dengan syarat adanya perbaikan sistem pemilihan mendatang.
 
Selama tiga tahun mendatang, President IFJ Jim Boumelha didampingi Wakil Presiden Youness Mjahed (SNPM, Maroko), Celso Schroder (FENAJ, Brazil), dan Jasmina Popovich (TUCJ, Croatia), Bendahara IFJ Wolfgang Mayer (Ver.di, Germany), dan Sekretaris Umum Beth OCosta.
 
Indonesia Jadi Anggota Komite Eksekutif IFJ

 
Kongres IFJ di Dublin juga memilih 16 anggota Komite Eksekutif (Execom) IFJ. Salah satu yang terpilih Eko Maryadi, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.

Dalam pemilihan Execom IFJ, Eko meraih 180 suara menyamai perolehan suara Bernard Lunzer dari Amerika Serikat. Komite Eksekutif IFJ merupakan lembaga Penasehat regional IFJ yang bermarkas di Brussels Belgia. AJI menjadi anggota IFJ sejak 1994, sekarang anggota AJI mencapai 2.100 tersebar di 35 Kota.
 
Eko Maryadi (AJI Indonesia) adalah anggota Komite Eksekutif IFJ pertama mewakili Asia Tenggara. Selain Eko, terpilih Abdal Nasser Najjar (PJS, Palestina), Pervez Shaukat (PFUJ, Pakistan), Moaid Allami (IJS, Irak), Sabina Inderjit (IJU, India), Michael Yu (ATJ, Taiwan), dan Chong-Ryul Park (JAK, Korea). Masuknya tujuh negara Asia dalam Komite Eksekutif IFJ memunculkan harapan bagi iklim kebebasan pers dan penguatan Serikat Pekerja media di kawasan Asia.
 
Selain tujuh wakil Asia, tercatat anggota Komite Eksekutif dari benua lain. Yaitu, Zuliana Lainez Otero (ANP-FNTCS, Peru), Jose Leopoldo Insaurralde (FATPREN, Argentina), Mohammed Garba (NUJ, Nigeria), Fedile Moholi (LJU, Lesotho), Olivier Da Lage (SNJ, Prancis), Luiz Menendez (FAPE, Spanyol), Franco Siddi (FNSI, Italia), Christopher Warren (MEAA, Australia), dan Bernard Lunzer (TNG, USA).
 
Dalam rapat pertama Presiden IFJ dengan Komite Eksekutif, Jumat malam (7/6/2013) di Dublin, Presiden IFJ Jim Buomelha mengajak Pengurus IFJ melakukan konsolidasi internal. Jim berjanji akan menemui pengurus Union dari Jerman dan Kanada yang walkout dari Kongres. Presiden IFJ juga akan mengatur perjalanan ke Asia menemui konstituen IFJ di wilayah tersebut, termasuk kemungkinan hadir dalam HUT ke-19 AJI, Agustus 2013.
 
Dari Dublin, anggota Komite Eksekutif IFJ Asia, yang juga Ketua AJI Indonesia, Eko Maryadi, mengajak organisasi jurnalis di Asia meningkatkan profesionalisme dan lebih kuat menyuarakan berbagai masalah jurnalis.
 
"Dunia media dewasa ini berubah cepat dalam berbagai aspek. Seperti, menguatnya monopoli kepemilikan media yang tidak peduli pada kesejahteraan pekerja pers, serta pengabaian hak- hak koresponden, stringer, freelancer. Jurnalis di Asia harus waspada terhadap meningkatnya politik kontrol media oleh rejim otoriter, meluasnya ancaman kekerasan dan impunitas, serta watak pengusaha media yang anti-union."
 
Internasional Federation of Journalists (IFJ) merupakan Serikat Jurnalis Dunia beranggotakan 600,000 pekerja pers dari organisasi jurnalis di 123 negara. IFJ berpusat di Brussels, Belgia, dan AJI merupakan satu-satunya organisasi jurnalis anggota IFJ dari Indonesia.

Editor: Dodo