Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BBM Naik, Bunga KPR Ikut Naik
Oleh : Dodo
Selasa | 04-06-2013 | 13:15 WIB

JAKARTA - Perbankan akan menaikan bunga kredit pinjaman rumah (KPR) bila pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Pemerintah berencana menaikan harga BBM bersubsidi pada pertengahan Juni 2013.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja, mengatakan BCA akan menaikan bunga KPR sedikit. Hal itu bertujuan untuk mengurangi peningkatan KPR dan mencegah kenaikan kredit bermasalah (NPL).

"Permintaan KPR akan berkurang tidak apa-apa. Tidak boleh memaksa. Malah bahaya bagi NPL," ujar Jahja, dikutip dari Republika, Selasa (4/6/2013). Jahja menambahkan kenaikan bunga juga untuk menyesuaikan dengan inflasi.

Direktur Biro Riset Infobank, Eko B Supriyanto, mengatakan perbankan harus bersiap merasakan akibat dari inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM. Untuk meredam inflasi, Bank Indonesia (BI) dapat menaikkan BI Rate. "Ini akan mendorong kenaikan suku bunga simpanan maupun pinjaman bank-bank," ujar Eko.

Eko mengatakan hal tersebut dapat mempengaruhi sektor riil yang pada akhirnya akan berimbas ke kinerja sektor perbankan. Kredit perbankan, khususnya kredit usaha menengah kecil akan mendapatkan tekanan. Untuk itu, bank harus mengantisipasi perlambatan ekonomi. "Jangan sampai terjadi jebakan kredit macet," ujar Eko.

Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Evi Firmansyah, mengatakan kenaikan harga BBM pasti berpengaruh pada kredit KPR. Kenaikan BBM akan menurunkan daya beli rumah dan menurunkan daya angsur cicilan KPR. "Terlebih lagi jika tol juga naik," ujar Evi.

Untuk mengantisipasi kenaikan BBM, BTN akan menjaga kredit bermasalah (NPL) agar tetap stabil di level 3 persen. "Strategi kita korbankan marjin bunga bersih (NIM). Toleransi kita 50 basis poin," kata dia. NIM BTN biasanya berada di kisaran 5-5,8 persen.

Namun, Evi yakin efek kenaikan BBM hanya akan terasa di tiga bulan pertama. Setelah itu, KPR akan kembali membaik.

Sementara itu, Presiden Direktur PT OCBC NISP Tbk, Parwati Surjaudaja, mengatakan OCBC NISP menyasar pasar menengah ke atas agar dampak kenaikan BBM tidak terlalu besar ke segmen KPR. "Strategi kami di KPR ini lebih ke pelayanan yang lebih baik, termasuk proses dan nilai tambah yang bisa diberikan," ujar Parwati.

Sumber: Republika