Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menjaga Air Jaga Keanekaragaman Hayati
Oleh : Dodo
Kamis | 23-05-2013 | 08:52 WIB

BATAM - Tahukah Anda? Dibutuhkan 3 liter air agar Anda bisa meminum 1 liter air dalam botol. Diperlukan 2-13 liter air untuk memroduksi satu lembar kertas ukuran A4 dan dibutuhkan 140 liter air agar Anda bisa menikmati satu cangkir kopi pada pagi hari.

Semua data ini terungkap dari laporan terbaru berjudul “Natural Solutions for Water Security” yang diterbitkan dalam rangka memeringati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, kemarin.

Tema Hari Keanekaragaman Hayati Internasional tahun ini adalah “Water and Biodiversity” atau “Air dan Keanekaragaman Hayati”.

Laporan yang disusun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bekerja sama dengan Program Lingkungan PBB (UNEP) dan Convention on Biological Diversity ini juga mengungkap data-data lain yang mungkin tidak kita bayangkan sebelumnya.

Untuk menyajikan satu potong burger misalnya, kita memerlukan 2.393 liter air yang dihitung dari mulai proses produksi semua bahan baku hingga penyajiannya di restoran ternama. Tidak kalah banyak adalah air yang diperlukan untuk memroduksi satu celana jin favorit Anda yang mencapai 9.982 liter air.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa air adalah sumber daya alam yang paling berharga dan menjadi kunci terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Dari seluruh air yang ada di permukaan bumi, hanya 0,03% air yang tersedia dalam bentuk air tawar dengan lokasi dekat dengan permukaan bumi.

Air inilah yang berperan penting dalam menunjang keanekaragaman hayati di darat. Menurut PBB, air adalah sumber daya terbarukan namun jumlah air tawar sangat terbatas. Air bisa didaur ulang namun tidak tergantikan. Sehingga agenda untuk memastikan ketahanan air sangat penting baik bagi pemerintah, masyarakat maupun perusahaan.

Menurut data PBB saat ini 884 juta penduduk dunia (12,5% dari populasi global) hidup tanpa air minum yang aman dan 2,5 miliar penduduk dunia (40%) tidak memiliki fasilitas sanitasi yang layak. PBB juga mencatat, 1,8 miliar penduduk dunia akan hidup di negara atau wilayah dengan kelangkaan air absolut dan dua pertiga populasi di bumi akan hidup dalam kondisi kekurangan air pada 2025.

Kondisi kekeringan ekstrem dan banjir juga terus mengancam. Lebih dari 7.000 bencana besar telah terjadi sejak tahun 1970, menimbulkan kerugian sebesar $2 triliun, mencabut 2,5 juta nyawa. Dari semua bencana tersebut, 90% adalah bencana yang terkait dengan air.

Intensitas dan frekuensi dari bencana-bencana ini juga terus meningkat. Pada 2010 saja, terjadi 373 bencana yang mencabut lebih dari 296.800 nyawa. Semua bencana tersebut berdampak pada 208 juta penduduk dunia dengan tingkat kerugian mencapai $110 miliar.

Menurut laporan PBB, dari semua fakta di atas, mengelola air menjadi satu tantangan yang semakin sulit. Permintaan air terus bertambah, baik untuk konsumsi, pertanian dan energi. Namun solusi tersedia untuk menjaga kelestarian air sekaligus berlangsungnya keanekaragaman hayati. Berbagai penelitian ilmiah menunjukkan dengan menjaga kelestarian hutan misalnya akan menjaga ketersediaan air untuk konsumsi maupun energi. Hal ini berlaku timbal balik.

Menurut laporan ini, air telah memiliki siklusnya sendiri saat bersirkulasi di muka bumi. Siklus ini sangat dipengaruhi oleh kondisi ekosistem seperti hutan, padang rumput, tanah dan tanah basah. Wilayah yang memiliki tanaman atau vegetasi akan mampu menjaga pergerakan air dan menyerapnya ke dalam tanah. Jika kondisi air terjaga, penyerapan nutrisi dalam tanah dan tanaman juga terjaga, sehingga keanekaragaman hayati terpelihara.

Semua proses ini pada akhirnya mampu mencegah erosi tanah dan menjaga ketersediaan dan kualitas air yang dibutuhkan masyarakat. Siklus inilah yang harus dipahami. Sehingga menjaga air berdampak pada kelestarian keanekaragaman hayati di bumi. Selamat Hari Keanekaragaman Hayati 2013. Selamatkan air, selamatkan lingkungan dan kemanusiaan.

Sumber: hijauku.com