Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Keterbatasan Fisik Tak Halangi Remaja Singapura Ukir Prestasi
Oleh : Dodo
Rabu | 15-05-2013 | 11:00 WIB
1913106-aloysius-lim-p.jpg Honda-Batam
(Foto: kompas.com)

SINGAPURA - Keterbatasan fisik tidak menghalangi Aloysius Lim untuk berprestasi. Remaja Singapura ini sudah enam tahun harus menggunakan kaca pembesar elektronik untuk membantunya membaca dan menulis. Hasil ujian A levelnya mencengangkan semua orang. Tidak main-main, tiga nilai A diperoleh siswa berumur 19 tahun ini.

Aloysius menderita kelainan mata yang dinamakan leber hereditary optic neuropathy. Kelainan ini mengganggu penglihatan utamanya. Akibatnya, dia tidak dapat membaca tulisan dalam ukuran normal. Aloysius sangat bergantung pada kaca pembesar khusus setiap kali membaca. Dia juga memerlukan waktu dua kali lebih lama dibanding dengan teman-temannya untuk mencerna pelajaran.

Kadang-kadang, pemuda itu menaiki bus yang salah saat ke sekolah. Dia mengalami kesulitan untuk membedakan nomor bus. Dia bertekad keterbatasan itu tidak akan menghalangi semangatnya untuk berprestasi. Dia mempersiapkan diri sematang mungkin untuk ujian akhirnya. Tidak sia-sia, dia mendapatkan nilai A untuk mata pelajaran Kimia, Matematika, dan Akuntansi. Pencapaian yang tentu tidak mudah mengingat sangat kompetitifnya iklim sekolah di Singapura. Ia berencana untuk melanjutkan kuliah di bidang Akuntansi.

Gurunya, Sathiabhavani Pillai, tidak kaget bila Aloysius mendapatkan tiga nilai A. "Dia benar-benar siswa yang luar biasa, belajar keras, dan independen," kata Pillai. Pillai menambahkan, siswanya itu selalu berusaha untuk mandiri walaupun dia tahu orang-orang di sekitarnya selalu siap membantunya.

Kelainan mata itu bukan sesuatu yang baru di keluarganya. Kakak dan pamannya juga menderita gangguan genetis tersebut. "Saya masih ingat bagaimana teman-teman sering menjadikan saya lelucon karena kaca pembesar itu," ujarnya. Namun, saat ini dia sudah dapat menerima kondisinya dengan lapang dada. Aloysius bertekad untuk terus mengejar cita-citanya dan berharap dapat memotivasi sesama dengan pengalaman hidupnya.

Sumber: Kompas.com