Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemanasan Global Picu Hujan Ekstrem
Oleh : Dodo
Sabtu | 04-05-2013 | 11:14 WIB

FLORIDA - Untuk pertama kalinya, para peneliti berhasil menemukan bukti bahwa pemanasan global akibat peningkatan konsentrasi emisi CO2 berpengaruh pada berbagai tipe hujan di muka bumi. Kabar ini terungkap dari hasil penelitian NASA yang dirilis Jum’at (3/5/2013).

Hasil analisis NASA terhadap 14 model iklim melalui simulasi komputer mengindikasikan, wilayah beriklim basah di bumi, seperti daerah ekuator di Samudra Pasifik dan wilayah monsun di Asia, akan mengalami kenaikan curah hujan lebat sebagai akibat dari peningkatan emisi CO2. Sementara di wilayah yang beriklim kering di luar daerah tropis serta di wilayah-wilayah lain akan mengalami penurunan curah hujan dan menjadi semakin kering.

“Pemanasan global yang dipicu oleh peningkatan CO2, memengaruhi kelembapan dan siklus air dunia sehingga meningkatkan curah hujan lebat, mengurangi curah hujan moderat dan memerpanjang kekeringan di sejumlah wilayah,” ujar William Lau dari Goddard Space Flight Center milik NASA yang memimpin penelitian ini.

Hujan lebat adalah curah hujan yang koefisiennya mencapai rata-rata 0,35 per satu inchi/hari. Hujan ringan adalah curah hujan yang nilai koefisiennya rata-ratanya kurang dari 0,01 per satu inchi per hari sementara hujan sedang adalah curah hujan dengan koefisien 0,04 hingga 0,09 per satu inchi per hari.

Model yang diteliti oleh NASA memroyeksikan, setiap peningkatan pemanasan global akibat peningkatan emisi CO2 sebesar 1 derajat Fahrenheit, hujan lebat akan mengalami peningkatan 3,9% di seluruh dunia dan hujan ringan akan meningkat 1%. Menurut NASA, total curah hujan dunia tidak akan banyak berubah karena curah hujan moderat akan berkurang 1,4%.

Lau dan tim menganalisis 14 simulasi model iklim dalam rentang waktu 140 tahun. Simulasi ini dimulai saat konsentrasi CO2 di udara mencapai 280 PPM (parts per million), sama dengan level sebelum revolusi industri, hingga saat konsentrasi emisi CO2 hampir mencapai 400 PPM – dengan peningkatan 1% setiap tahun. Simulasi kenaikan ini sesuai dengan proyeksi normal kenaikan emisi dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Hasilnya, “Jika kita melihat dalam spektrum yang luas, mencakup seluruh tipe hujan, semua model iklim memroyeksikan hal yang sama yaitu hujan lebat akan lebih sering terjadi, diikuti oleh hujan moderat dan musim kering yang semakin panjang,” ujar Lau.

Menurut NASA, analisis ini memberikan penjelasan baru mengenai dampak perubahan iklim terhadap pola dan curah hujan di seluruh dunia. Penelitian ini telah diuji dan diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters dari American Geophysical Union.

Sumber: hijauku.com