Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cina dan Australia Sepakati Mata Uang
Oleh : Dodo
Rabu | 10-04-2013 | 11:11 WIB
rmb_china.jpg Honda-Batam
(Foto: forbes.com)

BEIJING, batamtoday - Dollar Australia menjadi mata uang ketiga setelah Yen Jepang dan Dollar Amerika Serikat yang diperdagangkan langsung dengan Yuan Cina.

Langkah ini merupakan tahapan signifikan bagi Cina yang tengah berupaya mendorong mata uangnya memainkan peran lebih besar dalam perdagangan internasional.

Beijing selama ini berusaha untuk mempromosikan Yuan sebagai alternatif cadangan mata uang global selain Dollar AS.

"Yuan saat ini sedang menuju mata uang yang sepenuhnya bisa dikonversikan," kata Stuart Oakley, Direktur Nomura kepada BBC, Rabu (10/4/2013).

"Kami menilai kesepakatan seperti telah menjadi trend. Dan saat ini merupakan pra kondisi untuk menjadi mata uang cadangan global."

Cina saat ini merupakan negara pembeli terbesar produk alam Australia seperti biji besi.

Namun karena selama ini keduanya belum mempunyai mekanisme untuk melakukan konversi langsung antara dollar Australia dengan Yuan Cina maka kedua negara menggunakan Dollar AS sebagai alat transaksi.

Dengan demikian semua komoditi dihargai dengan mata uang AS.

Kesepakatan baru yang dicapai antara Cina dan Australia memberikan dampak besar, sebagian memperkirakan bahwa kepakatan pembelian antar perusahaan dari dua negara itu dengan menggunakan salah satu mata uang baik Yuan Cina maupun Dollar Australia akan bertambah.

"Saat ini tidak ada hukum internasional yang mengatakan bahwa semua kontrak harus menggunakan mata uang Dollar AS," kata Oakley.

Kesepakatan antara Cina dan Australia diharapkan dapat mengurangi biaya saat keduanya berhasil mencapai persetujuan bisnis.

Sampai saat ini, perusahaan dari kedua negara harus terlebih dahulu mengkonversi mata uang masing-masing ke dalam Dollar AS, sebelum bertukar ke Yuan atau Dollar Australia.