Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Singapura Bangun Pusat Pengobatan Kanker
Oleh : Dodo
Senin | 08-04-2013 | 09:12 WIB
ang_peng_tiam.jpg Honda-Batam
dr Ang Peng Tiam. (Foto: health.detik)

SINGAPURA, batamtoday - Selain terkenal sebagai negara pusat perbelanjaan, Singapura juga terkenal dengan teknologi pengobatannya, terutama pengobatan kanker. Banyak sudah pasien kanker dari Indonesia dan negara-negara lain menyeberangi samudra demi mendapat pengobatan di sana.

Kesuksesan ini tak lepas dari kepedulian pemerintah Singapura menyokong berdirinya pusat kanker bernama Parkway Cancer Centre. Salah seorang tokoh yang ikut andil membesarkan pusat kanker tersebut adalah dr Ang Peng Tiam. Tak hanya itu, dr Ang juga ternyata merupakan perintis pusat pengobatan kanker di Singapura.

"Alasan utama kenapa Parkway Cancer dibentuk adalah kami mengenali bahwa lebih mudah merawat pasien daripada merawat kanker. Itulah sebabnya kami membentuk Parkway Cancer. Kami semua di Parkway Cancer menargetkan perawatan yang menyeluruh kepada pasien," terang dr Ang dikutip dari detikHealth, Senin (9/4/2013).

Dr Ang menceritakan bagaimana Singapura kini bisa menjadi salah satu negara yang menjadi kiblat kemajuan dunia kesehatan di Asia, terutama mengenai pengobatan kanker.

Dr Ang mulai tertarik mempelajari onkologi atau ilmu tentang kanker di tahun 1986. Ketika itu kanker merupakan hal yang baru dan masih misteri sehingga tak banyak orang yang mau mempelajarinya. Penyakit ini identik dengan vonis mati, jadi para dokter keder jika harus berhadapan dengan kanker.

"Ada masa di mana orang beranggapan bahwa kanker dekat dengan kematian. Para dokter berpendapat, jika saya mempelajari kanker, maka saya akan melihat orang meninggal setiap hari. Tapi kenyataannya onkologi tidak identik dengan orang meninggal," kata dr Ang.

Untungnya, pemerintah Singapura memiliki pendapat berbeda. Mereka tahu bahwa kanker adalah masalah kesehatan yang serius dan perlu mendapat penanganan sejak dini. Karena masih sedikit orang yang mempelajari onkologi, maka pemerintah mengirim dr Ang untuk mempelajari kanker ke MD Anderson Cancer Centre di Houston, Texas dan Stanford University Medical Centre.

Tak hanya itu, dr Ang juga dijanjikan apabila kembali ke tanah air nantinya, pemerintah Singapura akan menyediakan pusat penelitian dan penanganan kanker. Janji tersebut ditepati. Ketika kembali di tahun 1990, dr Ang mendirikan sekaligus mengepalai Department of Medical Oncology di Singapore General Hospital.

"Itulah sebabnya saya menjadi kepala. Saya melihat mereka membutuhkan orang yang punya sedikit kepintaran tapi mau dididik dan membawa teknologi ke Singapura. Jadi saya adalah sekian dari beberapa orang yang paling awal dikirim keluar negeri. Dan ketika saya kembali, maka saya dipersilakan membuat pusat kanker," kenang dr Ang.

Sebagai salah seorang pelopor di negaranya yang kemudian berhasil membuat Singapura menjadi salah satu negara yang terkemuka dalam penanganan kanker, dr Ang menempati posisi terhormat. Ia disebut-sebut sebagai dokter kanker terhebat nomor 5 di seluruh Singapura.

Berbagai jabatan pernah disandangnya, mulai dari presiden Singapore Society of Oncology hingga sekarang menjabat sebagai Medical Director and Senior Consultant of Medical Oncology di Parkway Cancer Centre. Ia juga pernah dianugerahi medali emas Prof Sir Gordon Arthur Ransome sebagai kandidat teratas Master of Medicine Clinical Examinations pada tahun 1986.

Kini, pengobatan kanker di Singapura sudah berkembang sedemikian hebatnya sampai jika dihitung-hitung, ada sekitar 100 orang spesialis onkologi di negara tersebut. Jika dibandingkan dengan saat dr Ang kembali ke negaranya 20 tahun lalu, angka ini mengalami ledakan dalam waktu yang pesat.

"Lalu mengapa kita butuh begitu banyak onkologis? Kalau memang makin banyak kanker artinya makin banyak orang meninggal, kita tak perlu onkologis, tapi pengurus pemakaman. Tapi alasannya mengapa kita butuh onkologis adalah karena kita menyembuhkan pasien. Pasien yang tak tersembuhkan, panyakitnya kita kontrol agar penyakitnmya tidak begitu mengganggu," ujar dr Ang.

Walaupun ada banyak dokter hebat, sistem pengobatan yang dibentuk di Singapura tidak mengandalkan kerja perorangan, melainkan kerja tim. Dengan membawa semua ahli di bidangnya dalam satu wadah, para ahli bisa bekerja sama dan berbagi ide untuk mengembangkan sumberdaya demi memecahkan masalah.

Sistem ini agaknya ampuh dalam memberikan pelayanan medis yang memuaskan kepada pasien. Kini kebanyakan pasien yang berdatangan ke Singapura berasal dari berbagai negara, mulai dari Indonesia, Filipina, Malaysia, Myanmar dan pasien dari India juga mulai banyak berdatangan.

"Kami tak pernah bilang kami adalah yang terbaik, kami bilang kami mencoba menjadi yang terbaik. Pasien lah yang akan mengatakan siapa yang terbaik," pungkasnya.