Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perkuat Armada Udara, Singapura Pesan Lusinan Jet Tempur F-35
Oleh : Dodo
Jum'at | 15-03-2013 | 11:46 WIB
f-35.jpg Honda-Batam
F-35 Lightning II. (Foto: lockheedmartin.com)

SINGAPURA, batamtoday - Para pejabat Pemerintah AS mengatakan, Singapura sudah dalam tahap akhir evaluasi rencana pembelian pesawat tempur siluman F-35 Lightning II buatan Lockheed Martin. Proses pengajuan surat permohonan pembelian ke Pemerintah AS bahkan diperkirakan akan dikirimkan pada minggu ini.

Demikian diungkapkan dua sumber yang tak disebutkan namanya tersebut kepada kantor berita Reuters, Kamis (14/3/2013). Menurut para pejabat AS itu, Singapura diperkirakan akan segera memesan "beberapa lusin" jet tempur generasi kelima yang dibuat dalam program Joint Strike Fighter (JSF) tersebut.

Sebelumnya, pada Selasa lalu, Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen telah menyatakan bahwa Angkatan Udara Singapura telah mengidentifikasi F-35 sebagai pesawat yang cocok untuk memodernisasi kekuatan udara negara kota itu di masa depan.

"Armada (pesawat tempur) F-5 kami sudah memasuki akhir umur operasional mereka, dan pesawat-pesawat F-16 kami sudah setengah jalan (menuju batas akhir usia operasional). Kami sekarang dalam tahap akhir mengevaluasi F-35," tutur Ng kepada parlemen.

Pesanan F-35 Singapura diperkirakan akan memasukkan varian F-35B yang dioperasikan Korps Marinir AS, yang bisa lepas landas dari landasan pendek dan mendarat secara vertikal seperti helikopter.

Jika rencana ini jadi dilaksanakan, Singapura akan menjadi negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang memiliki pesawat berkemampuan mengecoh radar atau "stealth". Selama ini, negara berpenduduk 5,3 juta jiwa itu telah menjadi negara dengan perlengkapan militer tercanggih di kawasan ini.

Menurut data International Institute for Strategic Studies (IISS), AU Singapura saat ini telah mengoperasikan 24 pesawat tempur F-15SG, 20 pesawat F-16C, 40 pesawat F-16D, 28 pesawat F-5S, dan 9 pesawat F-5T. Selain itu, angkatan bersenjata negeri itu juga memiliki 19 helikopter tempur AH-64D Apache. Semua pesawat adalah buatan AS.

Tahun fiskal 2013 ini, Singapura merencanakan anggaran pertahanan sebesar 9,85 miliar dollar AS, atau naik 4,3 persen dari tahun lalu. Menurut catatan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Singapura menempati urutan kelima sebagai pengimpor senjata konvensional terbesar di dunia pada periode 2008-2012, mengikuti India, China, Pakistan, dan Korea Selatan.

Bersama Israel, Singapura menjadi mitra minor dalam program JSF sejak 2003. Israel sendiri telah memesan 19 pesawat tersebut.

Meski demikian, program JSF diwarnai sejumlah penundaan dan pembengkakan biaya pengembangan karena berbagai masalah teknis, yang membuat program itu menjadi program pengadaan senjata termahal dalam sejarah Departemen Pertahanan AS sendiri.

Sumber: kompas.com