Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Konflik Sabah, Aparat Malaysia Tembak Mati Remaja Perempuan Pengikut Sultan Sulu
Oleh : Dodo
Senin | 11-03-2013 | 10:23 WIB
tentara_malaysia_sabah....jpg Honda-Batam
Tentara Malaysia bergerak mendekati tempat kelompok Filipina bersenjata bersembunyi di sekitar Desa Tanduo di Sabah, Kalimantan, Malaysia, 8 Maret. (Foto: AFP)

LAHAD DATU, batamtoday - Jatuh lagi korban jiwa dalam ketegangan antara aparat Malaysia dan orang-orang Filipina bersenjata yang sudah berjalan satu bulan di negara bagian Sabah, wilayah Malaysia di Kalimantan utara.

Radio Australia melaporkan Polisi Malaysia telah menembak mati seorang remaja dan melukai seorang pria dalam pertarungan paling akhir di Sabah, selagi berusaha mengakhiri ketegangan dengan kelompok Filipina bersenjata yang telah berjalan satu bulan di negarabagian Malaysia itu.
 
Seluruhnya sudah 62 orang tewas dalam tempo 10 hari sejak pasukan Malaysia menyerang kamp tempat bersembunyinya sekitar 200 orang warga Filipina yang mendarat di Sabah pada tanggal 12 Februari dan tidak mau pergi.
 
Mereka adalah pengikut Jamalul Kiram III yang menyatakan diri sebagai Sultan Sulu dan pemimpin Islam di Filipina selatan, yang mengklaim wilayah Malaysia di Kalimantan utara itu sebagai tanah nenek moyangnya.
 
Menurut polisi Malaysia, dua orang anggota polisi juga luka ditembak gerombolan bersenjata Filipina itu dalam bentrokan kemarin.
 
Ini merupakan krisis keamanan paling buruk di Malaysia dalam beberapa tahun terakhir, dan pihak berwenang menuntut agar gerombolan bersenjata itu menyerah tanpa syarat.
 
Para pengikut Jamalul Kiram kini bersembunyi dalam daerah yang dikepung sekitar dua dewsa, perkebunan kelapa sawit dan daerah rawa.
 
Kata Kepala Polisi Sabah, Hamza Taib, pihak berwenang telah menahan enam orang lagi di bawah undang-undang keamanan dan sedang mengusut apakah mereka telah "melakukan tindakan teroris".
 
Jumlah yang ditahan di bawah undang-undang keamanan dalam krisis ini kini 85 orang.

Sekitar 235 orang ikut dalam misi untuk merebut kembali Sabah bagi kesultanan Sulu, yang telah menyoroti masalah immigrasi ilegal dan ketiadaan penegakan hukum di garis pantai Malaysia, dan telah membuat kikuk Malaysia dan Filipina.

Aparat keamanan Malaysia telah menempatkan lima batalion tentara - atau sekitar 3500 orang - di suatu "daerah keamanan khusus" sepanjang pantai timur Sabah menyusul masuknya orang-orang Filipina bersenjata itu untuk melindungi penduduk setempat yang jumlahnya 1,4 juta jiwa.