Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PM Australia Minta Malaysia Jelaskan Pendeportasian Senatornya
Oleh : ant/si
Minggu | 17-02-2013 | 19:02 WIB
Austrian-PM.jpg Honda-Batam

Perdana Menteri Australia Julia Gilard

PERTH, batamtoday - Perdana Menteri Australia, Julia Gilard, Minggu(17/2/2013), meminta penjelasan resmi Malaysia atas tindakan mendeportasi senator negara itu, yang datang menghadiri diskusi soal reformasi pemilihan umum setempat oleh LSM Malaysia, Bersih.


Malaysia, Sabtu, menolak kedatangan senator independen, Nick Xenophon. Petugas imigrasi mengatakan, penolakan karena Xenophon terlibat dalam demonstrasi yang menuntut reformasi pemilu di Malaysia tahun lalu.
Xenophone dinilai otoritas Malaysia membahayakan kepentingan domestik negara Melayu itu.

Pemerintah Malaysia akan menghadapi pemilihan umum, yang diperkirakan merupakan yang paling ketat selama sejarah kemerdekaan mantan koloni Inggris itu, dalam beberapa bulan ke depan. Sudah berkali-kali angin perubahan iklim demokratisasi diembuskan, namun ditangkal dengan berbagai perangkat perundangan dalam negeri Malaysia.

Kelompok oposisi selalu berusaha mengembuskan angin perubahan demokratisasi di negara yang selama 65 tahun dikuasai Partai UMNO itu. Kemajuan ekonomi Malaysia menyimpan potensi konflik berlatar sosial di antara masyarakatnya.

"Kami telah mengirimkan bantuan diplomatik untuk mewakili Xenophon, bukan hanya dalam soal penahanan dia, tetapi juga agar diizinkan masuk ke Malaysia," kata Gillard kepada wartawan di Melbourne.

"Namun usaha itu tidak berhasil. Kami akan terus meminta penjelasan dari pemerintah Malaysia mengenai hal ini," kata dia.

Pada April tahun lalu, Xenophon diundang datang ke Malaysia oleh pemimpin kelompok oposisi, Anwar Ibrahim, dan melihat secara langsung demonstrasi yang berakhir ricuh. Xenophon kemudian mengkritik penanganan demonstrasi dari pihak pemerintah.

Anwar, yang merupakan mantan wakil perdana menteri, menulis dalam blog pribadi, Sabtu, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, tidak seharusnya memperlakukan pengunjung sebagai musuh negara hanya karena pengunjung tersebut mengkritik partai United Malays National Organization (UMNO).