Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Strategi Pelestarian Nilai Budaya

Bandung Wayang Festival Digelar Akhir April
Oleh : Tunggul Naibaho
Senin | 21-03-2011 | 15:20 WIB

Bandung, batamtoday - Bandung Wayang Festival (BWF) akan digelar di Kota Bandung mulai 23 s/d 30 April 2011, yang terdiri dari tiga acara utama, yaitu Pertunjukan (tradisi hingga kontemporer), Pameran (Komik, Ilustrasi Wayang, grafis, animasi serta seni multumedia), Sarasehan dan pertemuan masyarakat pecinta Wayang.

Namun demikian, sebelum BWF dibuka, panitia festival akan melakukan sosialisasi festival yang diberi tajuk, Road To Bandung Wayang Festival (RT-BWF), yang akan dilakukan mulai 21-26 maret 2011. BWF banyak mendapat bantuan dan support, terutama dari kalangan seniman dan kolektor wayang tanah air.

BWF bukanlah festival biasa, demikian dikatakan Nia Paramitha Anthony melalui rilisnya kepada batamtoday Senin 21 Maret 2011.

"BWF adalah sebuah festival yang isinya gerakan bersama masyarakat pecinta Wayang untuk berfestival. BWF mewadahi berbagai seni berbasis wayang dari seni tradisi hingga kontemporer," kata Nia.

BWF, kata Nia, dapat terselenggara berkat bantuan dan partisipasi masyarakat pecinta Wayang yang luarbiasa. Mereka tidak hanya menyumbangkan pagelaran saja namun juga memberikan berbagai dukungan lain yang bermanfaat untuk kelancaran penyelenggaraan. Sehingga, nilai Nia, BWF juga sebuah gerakan bersama yang dibuat untuk dinikmati bersama. Sebuah festival Wayang yang akan menjadi ritual bersama masyarakat Indonesia.

Rencananya RT-BWF akan dibuka dan diresmikan oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar yaitu Hj. Netty Prasetyani Heryawan.

Rangkaian acara RT-BWF, pada 21-26 Maret diisi dengan Pameran Koleksi Wayang. Pameran koleksi Wayang di Dekranasda ini merupakan sebuah contoh konkrit bagaimana warga masyarakat dan Pemerintah bersama-sama menggelar sebuah pameran untuk menghangatkan BWF.

Sekelompok pecinta Wayang yang terdiri dari Seniman, pegawai pemerintah hingga organisasi kegiatan mahasiswa memamerkan koleksi Wayangnya sebagai ekpresi kecintaannya pada Wayang serta media pembelajaran bagi penonton pameran untuk mulai mencintai wayang melalui berbagai cara. Di antaranya mengkoleksi Wayang.

Pameran koleksi wayang ini juga akan memperlihatkan berbagai wayang yang dikoleksi dengan susah payah dan sepenuh hati oleh para kolektornya. Harus diingat berapa ribu wayang yang telah berpindah tangan ke luar Indonesia dari fakta ini para kolektor wayang ini merupakan bagian dari penyelamat karya seni bangsa.

Wayang Pantun misalnya, justru telah kehilangan pemiliknya sehingga terancam akan dijual. Wayang Pantun satu dari sekian banyak wayang yang kemudian terancam berpindah tangan keluar Indonesia. Pameran koleksi wayang ini juga merupakan sebuah contoh bagaimana sebuah benda karya bangsa yang sesungguhnya kita pahami bersama bisa dinikmati oleh masyarakat, yang di museum telah menjadi benda koleksi bernilai sejarah.

Disebutkan Nia, nama-nama kolektor yang berpartisipasi memamerkan koleksi wayangnya adalah: Ibu Mochtar Apin (Kwee Sien Nio), Haryadi Suadi, Priyanto Sunarto, Pribadi Widodo, Abah Soma Dimyati, Hengki Andhika Pinandito, Tutun Hatta Saputra serta PSTK ITB. Para kolektor tersebut akan menyajikan koleksi wayang dari Jawa, antara lain koleksi Wayang golek (dariJabar) dan Wayang kulit (Dari Jawa Tengah dan sekitarnya), juga gambar dua dimensi di atas kertas, koleksi Priyanto Sunarto dari Jawa Tengah.

BWF diharapakan dapat menjadi sebuah ruang strategis untuk memajukan Wayang, sebagai ruang strategis untuk menggali lebih dalam, memelihara, mendokumentrasi dan menginterpretasikan wayang kembali untuk berbagai kepentingan seni bahkan industri.

Seperti yang disampaikan oleh Direktur Festival-BWF, Hermawan Rianto, bahwa “BWF adalah sebuah perhelatan bersama di mana para maestro memberi pembelajaran, para yunior belajar, para seniman lain membuat interpretasi, para pengkaji membuat apresiasi dan para penikmat dimanjakan dengan pagelaran yang hangat dan menyenangkan.”

Selama kegiatan Pameran Koleksi di Gedung JCC-Dekranasda Jabar ini, panitia BWF 2011 menyelenggarakan Workshop dan Diskusi. Workshop Wayang akan dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2011, pukul 10.00 – 15.00 wib. Peserta workshop akan melaksanakan proses Menyungging atau mewarnai Wayang kulit dan golek selama kurang dari satu hari tersebut. Dan peserta workshop terbuka bagi siapapun.

Diskusi Wayang akan digelar dengan tema “Wayang di Tangan Generasi Muda” pada tanggal 26 Maret 2011, pukul 09.30 - 12.00 wib. Sejauhmana perkembangan Wayang dari generasi ke generasi dan perkembangan terkini di antara generasi muda akan dibahas dengan suasana keakraban karena dua pembicara, yaitu Haryadi Suadi, Tutun Hatta Saputra dan Edo Aditya, akan mengajak publik untuk membaca, melihat dan mengembangkan Wayang dalam konteks budaya masyarakat saat ini.
 
Kegiatan ini dapat terselenggara atas kerja bersama Yayasan Narada, Kai Sadhana, Amrtha Vision dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat serta pihak-pihak lain yang turut serta mendukung kegiatan BWF 2011.