Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pendapatan RSUD Kepri Tanjunguban Terus Merosot
Oleh : arj/dd
Jum'at | 01-02-2013 | 16:34 WIB
RSUD-Kepri-Tanjunguban.gif Honda-Batam
RSUD Kepri di Tanjunguban.

TANJUNGUBAN, batamtoday - Target pendapatan RSUD Kepri Tanjunguban semakin menurun setiap tahunnya. Pada 2012, target pendapatan mencapai Rp11,1 miliar sedangkan untuk 2013 targetnya hanya Rp7,3 miliar.

Isra Gigantara, Kepala Tata Usaha (TU) Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Kepri di Tanjunguban menyampaikan penurunan target pendapatan RSUP Kepri di Tanjunguban ini ditentukan oleh DPRD Kepri dikarenakan pendapatan rumah sakit ini terus ada menurun dari tahun ke tahun. 

"Pada 2011 lalu, RSUP Kepri ditargetkan Rp11,1 miliar, namun yang tercapai Rp7,5 miliar," kata dia, Jumat (1/2/2013).

Bahkan untuk 2012 pencapaian target bukannya naik malah makin turun yaitu dari target Rp11,1 miliar yang tercapai hanya Rp4 miliar. Dengan alasan pendapatan terus merosot, DPRD Kepri akhirnya menurunkan target pendapatan hingga mencapai Rp7,3 miliar.

Penyebab terus menurunnya pendapatan rumah sakit disebabkan ada beberapa faktor, diantaranya kunjungan pasien ke RSUP Kepri di Tanjunguban yang terus menurun.

Penyebab lain yang membuat pendapatan RSUP merosot yaitu terkait kebijakan tariff NA-DRG dari Kementerian Kesehatan RI. Tarif yang ditentukan oleh kementerian merata diberlakukan di rumah sakit pemerintah dimana sebelumnya soal tarif ini diatur melalui Peraturan Daerah (Perda) yang dibuat DPRD.

Ternyata tarif yang ditentukan NA-DRG dengan Perda selisih angkanya cukup signifikan. Salah satu contoh tarif operasi usus buntu sebagaimana diatur melalui Perda bisa mencapai Rp3,5 juta.  Sedangkan tarif yang sesuai NA-DRG untuk operasi usus buntu sekitar Rp1,2 juta.

"Selisihnya sangat jauh," ujarnya mengakhiri.