Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aktivitas Sandblasting PT BMS Tuai Protes Warga
Oleh : kli/dd
Rabu | 30-01-2013 | 18:11 WIB
sandblasting-pt-bms.gif Honda-Batam
Aktivitas sandblasting PT BMS yang dilakukan di ruang terbuka.

BATAM, batamtoday - Warga sekitar lokasi galangan kapal, PT Batam Mitra Shipyard (BMS) protes lantaran debu sandblasting dari perusahaan tersebut beterbangan ke rumah penduduk.

Warga melalui Gerakan Pemuda dan Nelayan Pulau-pulau Indonesia (GPNPI), Rabu (30/1/2013) mendatangi PT BMS untuk mengajukan protes terkait debu sandblasting yang beterbangan ke pemukiman mereka.

Menurut warga, akibat debu sandblasting yang dilakukan di ruang terbuka oleh PT BMS menimbulkan banyak penyakit, khusnya masalah pernapasan.

Tak hanya itu, rumah-rumah penduduk sekitar galangan kapal itu juga kerap diselimuti debu sisa sandblasting. Sehingga, warga meminta proses sandblasting tersebut segera dihentikan.

Ketua DPD GPNPI Batam, Yosep Dias, mengatakan keluhan dari warga sudah banyak terkait debu sandblasting itu. Bahkan, beberapa kali diajukan ke pihak perusahaan, namun tak pernah ditanggapi.

"Keluhan masyarakat ini perlu kami sikapi. Pasalnya, debu sandblasting itu juga sudah membuat polusi udara di daerah Tanjunguncang. Jelas, hal ini tidak bisa dibiarkan, kalau berharap pemerintah yang melakukan tindakan, bisa jadi sampai kiamat tak akan dilakukan," jelasnya saat mendatangi PT BMS Tanjunguncang.

Pantauan batamtoday di lokasi, terlihat jelas proses sandblasting yang dilakukan oleh PT BMS di ruang terbuka. Sehingga, debu sisa pasir silika tersebut berhamburan ke. pemukiman penduduk tak jauh dari lokasi.

Hal ini seharusnya tak bisa dibiarkan terjadi, sebab larangan dari pemerintah sudah jelas dibuat bahwa proses sandblasting harus dilakukan di dalam ruangan tertutup.

Yamin, salah satu warga yang bermukim dekat perusahaan tersebut mengaku selama ini proses sandblasting yang terjadi di galangan kapal daerah Tanjunguncang masih di ruang terbuka. Hal ini dapat dilihat ketika proses sandblasting terjadi debu pasir silika pasti bertaburan ke rumah penduduk hingga menutupi seng atap rumah.

"Ini lah kenyataannya, kalau saja pemerintah tegas, mungkin masyarakat tak perluh resah dan lakukan protes," keluhnya.

Pengajuan protes warga bersama GPNPI tersebut juga belum berhasil, sebab pemilik perusahaan maupun orang yang bertanggung jawab tak mau menemui perwakilan masyarakat tersebut.

"Sekarang kami sudah datang secara baik-baik, besok kalau masih seperti ini, jangan salahkan jika warga bertindak sendiri," ujar Yosep yang didampingi beberapa laskar GPNPI.