Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anambas Perlu Bangun Sistim Logistik untuk Atasi Kelangkaan Sembako
Oleh : emmi/dd
Selasa | 29-01-2013 | 14:13 WIB
dfw.gif Honda-Batam
Governmnet Specialist DFW-Indonesia Mohamad Abdi.

ANAMBAS, batamtoday - Governmnet Specialist DFW-Indonesia Mohamad Abdi, menilai perubahan iklim dan cuaca ekstrim dampaknya kini sudah mulai dirasakan oleh masyarakat Anambas. Dalam sebulan terakhir cuaca buruk, angin kencang, hujan deras dan gelombang laut yang cukup tinggi telah mengganggu aktivitas pelayaran kapal-kapal.

Akibatnya, penyediaan dan distribusi logistik serta bahan makanan untuk masyarakat Anambas khsususnya di pulau-pulau kecil yang terpencil menjadi terhambat. Stok sembako, sayur mayur dan ikan segar pada beberapa pulau menjadi berkurang.

"Pemkab Anambas harus mengambil langkah untuk mengantispasi kelangkaan bahan makanan akibat cuaca buruk di Anambas yang menurut perkiraaan otoritas BMKG masih akan terjadi sampai dengan akhir Februari 2013 nanti," kata abdi.

Menurutnya, Pemkab harus mengatasi masalah ini dengan pembangunan sistim logistic kepulauan berikut sistim informasi agar bisa mengantisipasi masalah kelangkaan bahan makanan seperti yang telah terjadi akhir-akhir ini.

Sistim logistik tersebut meliputi pembangunan infratsruktur gudang yang multifungsi, sarana transportasi antar pulau yang lebih kuat, pengembangan pangan lokal yang memiliki nilai gizi guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

"Anambas memerlukan skenario antisipasi perubahan iklim dan cuaca yang sifatnya lebih spesifik. Pergudangan logistik mesti dibangun secara merata mulai dari pulau-pulau dengan tingkat penghuninya untuk menyediakan penyimpanan sembako jika terjadi angin kencang," ujarnya.

Sistim logistik tersebut kata Abdi, didesain secara terpadu agar tingkat pemanfataannya bisa optimal guna pelayanan masyarakat. Sementara, pengembangan pangan lokal seperti ubi-ubian, jagung, kacang-kacangan, serta sayur mayur harus dapat diadaptasikan pada masyarakat sebagai alternatif pangan.

Abdi menambahkan, program antisipasi perubahan cuaca mesti menjadi prioritas pemerintah daerah sebagai isu yang sensitif karena berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Program ini harus diintegrasikan pada pembangunan sosial dan kelembagaan masyarakat.