Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Semarak Gong Xi Fa Cai, Meral Memerah
Oleh : khn/dd
Jum'at | 25-01-2013 | 18:16 WIB
meral-memerah.gif Honda-Batam
Salah satu sudut Meral yang mulai memerah jelang perayaan Imlek 2564.

KARIMUN, batamtoday - Kendati Tahun Baru Cina 2564 atau yang lebih dikenal dengan Tahun Baru Imlek, jatuh pada 10 Februari 2013 mendatang, namun masyarakat Tionghoa telah merayakan Tahun Baru Imlek tersebut.

Tahun Baru Imlek adalah perayaan terpenting kaum Tionghoa. Dalam menyambut Tahun Barunya dalam kalender Lunar Cina, kaum Tionghoa menganggap Tahun Imlek sebagai titik permulaan dalam menentukan nasib dan kehidupannya dalam tahun yang akan datang.

Maka dari itu, biasanya kaum Tionghoa seperti kaum lainnya, akan berusaha mudik, dimana saja mereka berada agar sempat makan bersama keluarga.

Begitu juga biasanya kaum Tionghoa juga akan mencuci dan membersihkan rumah dengan harapan menghalau nasib buruk pada tahun lalu dan juga menyediakan rumah mereka sebagai tempat nasib baik pada tahun yang akan datang. Serta berusaha membayar dan melunaskan hutang piutang dengan harapan di Tahun yang akan datang mereka terbebas dan tidak terlilit hutang piutang.

Dari pantauan batamtoday di daerah Meral, Jumat (25/1/2013) Barongsai (tarian singa) dan tarian Naga begitu identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek tersebut.

Barongsai adalah jenis tarian yang dimainkan 2 orang yang berpakaian seperti singa. Yang mana sering diikuti dengan berbagai okrobatik.

Sedangkan tarian naga adalah sejenis tarian yang dimainkan oleh sekelompok orang yang memegang tongkat untuk mengangkat sang naga dengan cara diliuk-liukkan mirip pergerakan seekor naga yang sedang mengejar mutiaranya.

Kedua tarian ini diiringi gong, dram dan dentuman mercon yang dipercayai untuk mengusir hantu dan membawa berkah serta keberuntungan

Namun, warna merah bagi kaum Tionghoa tidak pernah lepas dari kehidupannya, mulai dari cheongsam yang dipakainya, lampion dan hiasan yang bergelantungan atau bahkan taplak mejapun sering dipenuhi warna merah. Sebab warna merah melambangkan kemakmuran dan nasib baik. Maka tidak heran jika warna merah begitu dominan mempengaruhi  dalam adat dan kebudayaannya sehari-hari bila dibandingkan dengan warna lainnya.