Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PKK Nongsa Beri Bantuan 2 Kadernya yang Kena Musibah Puting Beliung
Oleh : ali/dd
Jum'at | 11-01-2013 | 13:36 WIB
beri-bantuan-korban-puting-beliung-1.jpg Honda-Batam
Dewi Silfia Kartika, Ketua PKK Nongsa saat menyerahkan bantuan kepada Sandiamang istri dari Ahmad Fuadi, korban puting beliung pada Selasa (9/1/2013) lalu.

BATAM, batamtoday - Dua kader Posyandu Kecamatan Nongsa yang tertimpa bencana angin puting beliung pada Selasa (9/1/2013) lalu, mendapat bantuan dari anggota PKK dan Kader Posyandu se-Kecamatan Nongsa, yang secara langsung diserahkan di rumah korban, Kampung Jabi, Jumat (11/1/2013).


"Bantuan ini berbentuk solidartas kepada anggota posyandu. Dari 20 KK wargar Nongsa yang rumahnya mendapat musibah, dua merupakan kader aktif posyandu yang berada di Kampung Jabi," ujar Dewi Silfia Kartika, Ketua PKK Kecamatan Nongsa, saat menyerahkan bantuan.

Dua kader yang mendapat bantuan merupakan keluarga dari pasangan Ahmad Fuadi dan Sandiamang serta keluarga Amiluddin. Dan penyerahan bantuan juga dilakukan di rumah masing-masing korban.

Bantuan yang diberikan, tambah istri Camat Nongsa Jhon Hendri itu, merupakan solidaritas dari kader lainnya. Sehingga bantuan berupa uang tunai yang terkumpul dalam jumlah jutaan rupiah ini langsung bisa dibagikan.

"Nilainya memang tidak seberapa, namun kami berharap bantuan ini setidaknya dapat sedikit meringankan beban kader posyandu kami yang mendapat musibah," tutur
Dewi Silfia Kartika lagi.

Untuk masyarakat di Kecamatan Nongsa yang mendapat musibah, bantuannya akan kita tunggu melalui pemerintah Kota Batam dan Provinsi.

"Untuk masyarakat lainnya yang mendapat musibah, sudah ada yang dianggarkan dari pemerintah. Kita tunggu aja nanti, karena bantuan ini kami berikan hanya bisa untuk kader saja," tuturnya kembali.

Sementara itu, ibu Sandiamang yang memperoleh bantuan dari kader posyandu melalui ketua PKK Kecamatan Nongsa tanpak berkaya -kaya. Iya berharap pemerintah segera memberikan bantuan untuk kembali membangun rumahnya yang telah runtuh.

"Semenjak musibah ini, kami sudah tidak lag bisa menempati rumah kami ini, kami sekeluarga terpaksa menginap di rumah keluarga. Kadang di tempat adek, dan besoknya di tempat bapak," katanya.