Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perompakan Tug Boat dan Tongkang di Moro

Perompak Ancam Habisi ABK Jika Melawan
Oleh : ali/dd
Rabu | 02-01-2013 | 17:33 WIB
korban-rompak.gif Honda-Batam
Saudi dan Zulfikar saat berada di dermaga Pos Angkatan Laut Telaga Punggur.

BATAM, batamtoday - Awak kapal Tug Boat Pelita yang dirompak di perairan Batam mengaku akan dihabisi jika melakukan perlawanan.

Saudi, kapten kapal Tug Boat Pelita, salah satu dari 7 korban perompakan yang terjadi di perairan Batam saat hendak menuju Guntung, Riau, Minggu (30/12/2012) sekitar pukul 03.30 WIB  dini hari mengatakan, selain menggunakan senjata tajam, sebagian kalangan perompak menggunakan sebo.

"Pertama kali saya yang ditodong, posisi saya ketika itu sedang mengemudi kapal," ujarnya kepada batamtoday, di dermaga Pos AL, Telaga Punggur beserta ABK lainnya, Rabu (2/1/2013).

Menurut Saudi, kejadian berlangsung saat dirinya sedang mengemudikan kapal dari Pertamina Tanjunguban menuju saat hendak menuju Guntung, Riau, mengantar muatan minyak non subsidi jenis solar sebanyak 150 ton dan bensin jenis premium sebanyak 100 ton.

"Saya pertama kali yang ditodong menggunakan parang panjang. Setelah itu baru ABK kapal lainnya. Ada yang menggunakan sebo dan tidak," terangnya.

Pada saat penyekapan, tambahnya, empat orang ABK berada di Tongkang Olympus termasuk dirinya, yakni, Zulfikar KKM, Santarudin  dan Arifin yang terlebih dahulu diikat menggunakan sumbu kompor.

Setelah itu, lanjutnya disusul ketiga rekannya yang berada di kapal tongkang Olympus, yakni dua sekuriti, Roki dan Jepri serta Irsal merupakan pengemudi tongkang.

Pelaku yang diperkirakan berjumlah sebelas orang membagi tugas masing-masing, tiga orang di kapal tug boat, di luar pintu, di speed boat milik perompak serta ada yang ke tongkang milik PT Dharma Karya Sentosa yang sudah beraktivitas lebih dari dua tahun.

"Sebelum kami di bawa ke Pulau Ling dekat Selat Nenek, kami dikumpulkan semua di depan tongkang, dompet dan handphone sekitar 10 unit juga diambil. Diperkirakan uang kami sekitar Rp 3 juta. Kami diancam akan dibunuh jika melakukan perlawanan. Golok pajang sudah di leher, tapi kami tidak ada yang dilukai, hanya dipukul di bagian ada," jelasnya.

Setelah disekap, tambah Saudi, mereka digiring naik ke speed boat milik perompak, diperkirakan mekan waktu sekitar 30 meneit, AKB kapal ini ditinggalkan dengan tangan terikat di Pulau Ling.

"Sekitar jam 06.00 pagi Zulfikar bisa membuka ikatannnya sendiri. Jam 7. 00. kami sudah di bibir pantai. Sejam kemudian kami sudah di pulau Selat Nenek dibantu oleh nelayan dan warga setempat," kata dia.

"Yang tidak menggunakan sebo tidak kelihatan jelas wajahnya, dan kami tidak tahu kapan muatan minyak dikuras, karena pada saat kami disekap, tidak ada pengurasan muatan," ujarnya kembali sembari mengatakan perasaannya ketika itu sangat takut karena antara hidup dan mati.

Setelah di bantu oleh nelayan dan masyarakat sekitar, pihaknya bertemu anggota TNI AL di Pulau Kasu sekitar 2 jam dengan dibantu oleh nelayan dan warga sekitar.

Hingga saat ini, pihak TNI AL dan jajaran terkait masih melakukan pengejaran terhadap pelaku perompakan yang lain untuk mengungkap kasus ini. Diketahu dua dari 11 pelaku perompakan sudah ditangkap.