Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penderita Hydrocephalus Butuh Uluran Tangan
Oleh : Hendra Zaimi
Senin | 14-03-2011 | 16:31 WIB
Hydrocephalus.gif Honda-Batam

Yola Kurnia Putra, penderita Hydrocephaulus masih mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK), Senin, 14 Maret 2011 (Foto: Hendra Zaimi)

Batam, batamtoday - Yola Kurnia Putra (15) hanya bisa terbaring lemah dan masih harus mendapatkan perawatan intensif atas sakit yang dialami. Putra pertama dari pasangan Ratino dan Sri Hasanah ini divonis dokter menderita penyakit Hydrocephalus dan membutuhkan uluran tangan donatur untuk biaya perawatan selama ini.

Yola, begitu panggilan akrabnya dirawat di Paviliun Tulip 205, Rumah Sakit Budi Kemulian (RSBK) ini masih harus menggunakan alat bantu oksigen dalam membantunya bernafas, selain itu korban juga belum bisa menggerakkan bagian tubuh sebelah kanannya, akibat penyakit yang dialami meskipun sudah menjalankan operasi.

"Anak saya telah menjalani operasi sebulan yang lalu," kata Ratino kepada wartawan Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Senin, 14 Maret 2011.

Ratino menambahkan, dokter yang menangani mengatakan anaknya itu mengalami penyakit Hydrocephalus atau penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak. Itu baru dapat dipastikan dokter setelah anaknya itu mengalami koma akibat penyakit yang dideritanya sekitar tanggal 15 Februari 2011 lalu.

"Dia tidak sadarkan diri selama dua hari," lanjutnya.

Sebelum dibawa ke rumah sakit, Ratino mengatakan anaknya mengeluh merasakan sakit pada bagian mata dan pusing akibat gejala Hydrocephalus. Selain itu, korban merasakan sulit dalam bernafas akibat banyak cairan di tenggorokannya.

"Sampai saat ini dia masih mengeluh pusing dan belum bisa menggerakkan bagian kiri tubuhnya," kata lelaki yang bekerja di sebuah restoran di bilangan Batam Centre ini.

Selain itu, pihak keluarga juga sangat keberatan dalam masalah biaya yang harus ditanggung selama ini, baik itu biaya operasi dan perawatan yang terus berjalan.

"Biaya semakin lama semakin besar, sekarang saja sudah hampir Rp30 juta," lanjutnya.

Menurut Ratino, memang biaya yang dibayarkan selama ini adalah selisih dari tanggungan Jamsostek yang ditanggung oleh perusahaan tempatnya bekerja, namun saat ini pihak keluarga masih membutuhkan dana untuk biaya perawatan anaknya itu.

"Kita bayar selisihnya saja, namun itu sudah termasuk besar," terangnya.

Pihak keluarga sangat membutuhkan uluran tangan dan bantuan dari semua kalangan, baik itu donatur yang menyumbang secara pribadi, perusahaan atau pemerintah sehingga meringankan beban keluarga walaupun pihak rumah sakit tidak pernah menagih dan terus memberikan perawatan yang baik kepada korban.

"Mohon bantuan kepada donatur, sehingga kami bisa membayar biaya perawatan anak kami ini," kata lelaki asal Jawa Tengah ini.