Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Direktur RSUD Kepri Tanjunguban Bantah Alat Medis Mubazir
Oleh : hrj/dd
Sabtu | 22-12-2012 | 11:37 WIB
alkes-mubazir.gif Honda-Batam
Alat medis di RSUD Kepri yang nganggur saat ditinjau

TANJUNGUBAN, batamtoday - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepri di Tanjunguban, dr. Didi Kusmaryadi, Sp.Og membantah kalau dua alat medis yakni Polymerase Chain Reaction (PCR) seharga Rp 5 miliar dan Hemodialisa (Hd) Rp 3 miliar mubazir dan disia-siakan.

Pengajuan alat  medis PCR pada tahun 2010 lalu, yang gunanya untuk mendeteksi virus flu burung memang di Bintan sedang merebaknya virus dan saat itu ada pasien dari Kawasan Pariwisata Lagoi yang sempat dirawat.

Dia berdalih, seiring tidak adanya pasien terkena virus tersebut, memang alat tersebut tidak lagi dimanfaatkan, karena untuk mendeteksi penyekit lain, sejauh ini masih bisa menmgunakan alat yang lebih sederhana.

"Karena kalau alat tersebut terus dioperasionalkan, memakan biaya yang besar. Selain itu, alat ini juga pernah diusulkan kepada Dinkes Kepri untuk dipinjampakaikan ke rumah sakit lain lain, tapi sampai saat ini belum ada respon ," kata Didi kepada batamtoday, Sabtu (22/12/2012).

Sementara untuk alat medis Hemodialisa, saat pengajuan tidak sekaligus dengan gedungnya, sehingga sampai saat ini belum bisa dimanfaatkan. Namun katanya, diperkirakan paling lambat Juni 2013 alat tersebut sudah difungsikan, seiring ruangan sudah selesai dan pada tahun 2012 ini, pemasangan panel listrik.

"Tinggal instal dan pemasangan, setelah itu bisa difungsikan," ujarnya.

Alasan keterlambatan alat tersebut difungsikan terkait masalah minimnya anggaran RSUD Kepri, dimana untuk pembelian obat terkadang harus terlebih dahulu hutang. Tidak hanya itu, untuk tenaga medis untuk mengoperasikan alat tersebut, pegawai RS memang sudah siap karena sebelumnya sudah disekolahkan.

"Walaupun yang disekolahkan dua orang dan satu sudah pindah, namun saya yakin alat tersebut kedepan tetap bisa difungsikan secara maksimal," paparnya. 

Ditambahkan, terkait rencana pengoperasian alat tersebut, unsur pimpinan RS sudah melakukan koordinasi dengan seluruh staf RS dan sudah menjalin kerjasama dengan pihak lain yang siap untuk menyuplai kebutuhan dalam pengoperasian alat tersebut.

Sebelumnya, Kapolres Bintan AKBP Octo Budhi Prasetyo memerintahkan anggotanya untuk melakukan penyelidikan terhadap RSUD Tanjunguban menyusul tidak difungsikannya alat-alat medis bernilai miliaran rupiah di rumah sakit tersebut.

"Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui secara persis masalah adanya dugaan sejumlah alat medis yang sudah dibeli melalui APBD Kepri tersebut, hingga saat ini tidak difungsikan atau hanya membuang-buang anggaran," kata Octo, Jumat (21/12/2012).