Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Resort Montigo Hadir, Nelayan Nongsa tidak Bisa Melaut
Oleh : Ali
Senin | 14-03-2011 | 08:28 WIB

Batam, Batamtoday - Nelayan Kampung Bakau Srip, Kecamatan Nongsa, tidak lagi dapat menangkap ikan di laut, karena adanya pembangunan Resort Montigo yang berdampak pada ekosistem laut sekitar wilayah mereka.

"Kami tidak bisa lagi melaut, karena air laut jadi keruh. Apa lagi semenjak adannya pembanguan pemancang tiang beton untuk pondasi Resort Mantigo, biota laut di sekitarnya punah," ujar Sabaharuddin, salah seorang nelayan di Bakau Srip, kepada wartawan, Minggu 13 Maret 2011 di Batam Center.

Menurut Sabaharuddin, sebelum pembangunan resor dikerjakan, ada kompensasi dari perusahaan untuk para nelayan. Namun, kompensasi yang diberikan perusahaan kepada nelayan sekitar tidak sesuai dengan dampak yang diterima nelayan.

"Apa lagi ada potongannya, dari Rp 40 juta menjadi Rp 30 juta karena dipotong oleh perantara," ujar lelaki jangkung ini.

Ditambahkan, perusahaan yang dibangun bersebelahan dengan Batam View Resort ini tersebut membangun ratusan pemancang tiang beton untuk pondasi. Lebih jauh dikatakannya lagi, akibatnya terjadi kekeruhan air sangat lama sekali.

"Bayangkan saja bang, semenjak resort didirikan sampai saat ini masih terjadi kekeruhan. Entah sampai kapan nelayan tidak melaut," ujarnya kesal.

Dia mengatakan, atas kejadian ini, masyarakat akan memusyawarahkan untuk kebaikan nelayan. Sejauh ini, katanya, sudah ada beberapa kali mengajukan permohonan kepada pengusaha. Tetapi, belum ada perkembangan yang baik.

Dari pantauan di lapangan, 50 meter dari bibir pantai, kondisi air keruh. Dan kekeruhan ini akibat adanya perubahan dasar laut akibat ratusan pancang beton yang ditanam.

Kondisi ini akan lebih parah jika turun hujan dan diikuti longsor sehingga tanah merah dari darat turun ke laut.

"Mungkin 100 meter dari bibir pantai akan keruh, jika hujan turun," ujar Suddin nelayan lainnya.

Adanya aktifitas pembuatan Resort Mantigo ini, tidak hanya kampung Bakau Srip yang mengalami nasib serupa , warga di ruli Purajaya juga mengalami hal yang sama.

Bahkan belasan warga yang bersebelahan dengan resort ini, cukup susah mendapatkan air bersih.

"Kami sudah tidak bisa lagi mendapat air bersih, karena sumur kami sudah tercemar. Tidak tahu lagi bang harus mengadu kemana," ujar warga Puat warga ruli Purajaya.