Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sebut Gus Dur Korupsi

GP Anshor Ultimatum Sutan Bathoegana 1 x 24 Jam untuk Minta Maaf
Oleh : si
Rabu | 28-11-2012 | 22:09 WIB
sutan-bhatoegan1.jpg Honda-Batam

Sutan Bathoegana

JAKARTA, batamtoday - Gerakan Pemuda (GP) Anshor Nahdatul Ulama (NU) mengultimatum Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bathoegana 1 x 24 jam untuk segara meminta maaf kepada keluarga KH Abdurrahman Wahid (Gus) dan warga nahdliyin.



Sebab, pernyataan Sutan Bathoegana yang menyatakan Gus Dur dilengserkan dari kursi kepresidenan karena terlibat kasus korupsi Buloggate dan Bruneigate telah mencederai nama baik Gus Dur dan warga nahdliyin karena tuduhan korupsi tersebut tidak terbukti.

Karena itu, apabila Ketua Komisi VII DPR tersebut tidak segera meminta maaf secara terbuka, maka Sutan Bathoegana akan dilaporlkan ke Mabes Polri karena dinilai melakukan pencemaran bama baik Gus Dur.

“Mengingat eskalasi warga NU (GP Ansor, Banser, PMII, IPNU, IPPNU) yang marah terhadap pernyataan Sutan Bhatoegana khususnya di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan luar Jawa, maka kami mendesak Pak Sutan untuk meminta maaf. Kami memberi waktu selama 1 x 24 jam, jika diabaikan, maka GP Ansor akan melaporkan yang bersangkutan ke Mabes Polri,” tandas Ketua PW GP Ansor Jatim Alfa Isnaeni bersama sekretaris Imron Rosyadi Hamid, dan Ketua PP GP Ansor Rahmat Hidayat (Ucok) di Kantor PP GP Ansor, Jakarta, Rabu (28/11//2012).

Desakan GP Ansor tersebut berdasarkan persepsi warga NU di daerah yang berbeda-beda terkait pernyataan Sutan Bhatoegana tersebut. Bahkan kata Alfa, mereka itu kini mengarahkan kemarahannya ke kantor-kantor DPC Partai Demokrat (PD) di Kabupaten/Kota.

“Padahal, kasus itu sama sekali tak berkaitan dengan Demokrat, melainkan Pak Sutan secara personal. Jadi, jangan sampai dibelokkan gerakan warga NU itu untuk menyudutkan Demokrat. Tak benar itu,” tambah Imron Rosyadi.

Diakui Alfa Isnaeni, jika sasaran ke kantor DPC Partai Demokrat itu wajar, karena simbol-simbol Sutan Bhatoegana di daerah tidak ada, sehingga yang paling mudah adalah ke kantor DPC PD.

“Jadi, karena simbol  Pak Sutan tidak ada di daerah, dan yang paling dekat adalah Demokrat, maka warga NU melampiaskan kemarahannya ke kantor PD. Tapi, sekali lagi ini tak ada urusannya dengan Partai Demokrat,” ujarnya meyakinkan.

Mengapa?  Kata Imron, di Demokrat sendiri banyak kader Ansor. Di jajaran pengurus DPP Demokrat misalnya, ada nama Munadi yang juga menjabat sebagai salah satu Ketua DPP PD. Di daerah, banyak kader Ansor yang menduduki posisi kunci di DPD dan DPC PD.

“Untuk itu, tak benar jika protes warga NU  ini untuk menjatuhkan PD. Karena masalah pribadi Pak Sutan selaku anggota DPR, maka kami minta beliau segera meminta maaf. Itu terlepas masalahnya dengan Adhie Massardi, yang juga masalah pribadi dengan Pak Sutan,” tutur Imron.

Menurut Alfa, pihaknya kini sedang mengumpulkan bukti-bukti hukum, termasuk rekaman diskusi di DPD RI pada Jumat lalu, di mana Sutan menjadi pembicara.

“Kami kini sedang mengumpulkan dan mengakji bukti-bukti hukum Pak Sutan, dan selanjutnya akan kami laporkan ke Mabes Polri,” tegasnya.

Rahmat Hidayat juga mendesak agar Pak Sutan secepatnya meminta maaf bukan saja kepada warga NU, tapi juga rakyat Indonesia. Sebab, Gus Dur itu milik rakyat Indonesia.

“Itu penting. Sebab, penghinaan kepada Gus Dur sama halnya menghina para ulama NU. Kalau juga membandel, GP Ansor tetap akan proses ini secara hukum. Apa dia tidak berpikir nantinya, bagaimana kalau Presiden SBY dihina rakyat, dan hinaan itu tidak berdasarkan fakta sejarah politik dan hukum? Kan kita tak ingin mantan presiden sendiri dicaci-maki nantinya. Apalagi Gus Dur, wong makamnya saja tak pernah sepi dari ribuan peziarah setiap harinya,” pungkas Ucok mengingatkan.

Anas ke Ciganjur
Berbarengan dengan itu Ketua Umum DPP PD Anas Urbaningrum, rencananya pada Kamis (29/11) akan silaturrahmi ke kediaman Gus Dur di Jl. Warung Silah No.10 Ciganjur, Jakarta Selatan. Anas kata Sekjen DPN PKBIB Imron Rosyadi Hamid, akan silaturrahmi ke keluarga Gus Dur di Ciganjur.

“Ibu Nyai Hj. Shinta Nuriah Abdurrahman Wahid dan keluarga siap menerima silaturrahmi tersebut,” katanya.