Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bahas Konflik Antar Manusia dan Antar Beragama

DPR Prakarsai Pertemuan Parlemen Dunia di Bali
Oleh : si
Senin | 19-11-2012 | 15:13 WIB

JAKARTA, batamtoday - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memprakarsai pertemuan parlemen dunia membahas konflik antar manusia dan mendorong kerjasama antar agama. Pertemuan parlemen dunia dengan nama Parliamentary event on Interfaith Dialogue itu akan digelar di Bali pada 21-24 November 2012 mendatang.


"Saat ini banyak mencuat konflik antar manusa yang timbul dari kesalahpahaman, pandangan yang sempit dan negatif, penistaabn yang semuanya muncul dengan latar belakang agama ataupun kebudayaan, yang memunculkan keprihatinan berbagai pihak termasuk parlemen," kata Marzuki Ali, Ketua DPR di Jakarta, Senin (19/11/2012).

Menurut Marzuki, kekerasan berbasis agama yang terjadu seperti reaksi pemutaran film innocence of muslims dan pembakran kuil Budha dan kekerasan lainnya. "Karena itu, Indonesia yang beberapa waktu lalu telah menyerukan protokol internasional antipenistaan agama memiliki kepentingan kuat dalam menjaga pluralitas dan keberagaman global," katanya.

Forum ini, kata Marzuki, akan mempertemukan para anggota parlemen di dunia dan mendiskusikan berbagai tema yang relevan dalam kerjasama antar agama atau antar kebudayaan.

"Dalam pertemuan ini akan dilakukan diskusi menyeluruh mengenai peran negara dan agama, hubungannya hingga peran negara dalam melindungi dan menghormati kebebasan beragama akan menjadi bagian utama acara tersebut," katanya.

Sedangkan Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) mengatakan, parlemen memegang kunci penting dalam menangani fenomena tersebut. Sebagai pemegang mandat konstituen, lanjutnya, parlemen dan anggotanya dapat bertindak sesuasi fungsi konstitusionalnya ataupun menjadi tokoh publik panutan masyarakat.

"Selain dihadiri delegasi parlemen dunia, juga dihadiri perwakilan organisasi keagamaan internasional dan organisasi massa nasional. Sementara delegasi DPR akan dipimpin Ketua DPR Marzuki Alie, didampingi ketua BKSAP, dan wakil BKSAP seperti Sidharto Danusubroto, Andi Anzhar Cakra Wijaya dan Hayono Isman," kata Surahman Hidayat.

Pertemuan ini, kata Surahman, diharapkan akan melahirkan Deklarasi Bali yang mencakup mengenai peran parlemen dalam kerjasama antar agama dan antar kebudayaan.

"Kami harapkan ada dorongan dan misi yang sama dari para peserta untuk sebuah aksi konkret seperti membentuk jaringan antar anggota parlemen, membentuk forum-forum kemajemukan di masing-masing negara. Yang penting adalah parlemen menyadari peran mereka dalam legislasi untuk mendorong harmoni dalam keberagamaan," katanya.

Dalam pertemuan parlemen dunia di Bali tersebut, DPR juga akan mengampanyekan pluralitas yang dimiliki Indonesia dan menunjukkan bahwa fenomena yang mencuat di media belakangan ini, bukan menggambarkan kebijakan umum negara, maupun parahnya situasi konflik di Indonesia.

"Apa yang terjadi di Indonesia, adalah bagian tantangan dari menjaga keberagaman di Indonesia. Untuk itu para peserta nanti juga akan kami tunjukkan sebuah tempat di Bali, yang menggambarkan harmonis dan beragamanya agama di Indonesia yakni di Puja Mandala," kata Ketua BKSAP ini.