Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Imigrasi Batam Terima Perwakilan Demonstran, Pertemuan Digelar Tertutup, Media Dilarang Meliput
Oleh : Aldy
Senin | 21-04-2025 | 12:04 WIB
perwakilan-massa.jpg Honda-Batam
Perwakilan pendemo saat bertemu dengan pihak Imigrasi Batam, Senin (21/4/2025) siang. (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Aksi demonstrasi yang digelar sejak pagi pada Senin (21/4/20250, di depan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam akhirnya mendapat tanggapan dari pihak imigrasi.

Sejumlah perwakilan massa aksi diizinkan masuk untuk melakukan pertemuan dengan pejabat imigrasi. Namun, pertemuan tersebut berlangsung tertutup dan tidak terbuka untuk peliputan media.

Pantauan di lapangan menunjukkan, awak media yang sudah bersiap meliput dengan perlengkapan dan tanda pengenal resmi, tidak diizinkan masuk ke ruang media center, tempat berlangsungnya pertemuan. Seorang petugas berpakaian safari bahkan memberi teguran kepada para jurnalis dan meminta agar proses pertemuan tidak diliput untuk sementara waktu.

"Untuk media nanti ya, ini pembicaraan dulu dengan para perwakilan pendemo," ujar petugas tersebut.

Ketika dimintai keterangan lebih lanjut mengenai alasan pertemuan digelar secara tertutup, pihak imigrasi tidak memberikan penjelasan yang jelas. Seorang petugas hanya menjawab singkat, "Iya, tertutup dulu. Tolong ya kawan, nanti ada sesi untuk wartawan."

Sementara itu, para pendemo yang tidak ikut serta dalam pertemuan tetap bertahan di luar pagar kantor imigrasi. Mereka terus menyuarakan tuntutannya melalui orasi, di bawah pengawasan ketat aparat kepolisian.

Belum adanya kejelasan hasil pertemuan dan larangan terhadap media menimbulkan sejumlah pertanyaan. Apakah langkah ini mencerminkan ketegangan yang belum selesai antara masyarakat dan pihak imigrasi? Atau justru mengindikasikan adanya hal yang tidak ingin dipublikasikan secara luas?

Hingga berita ini diturunkan, para jurnalis masih menunggu di luar gedung, berharap ada keterangan resmi dari pihak imigrasi mengenai hasil dialog dengan perwakilan massa aksi.

Editor: Gokli