Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BP Batam Siapkan 5 Jurus Hadapi Perubahan Tarif Ekspor ke Amerika, Kadin Siapkan Helpdesk untuk Pengusaha
Oleh : Aldy Daeng
Minggu | 06-04-2025 | 16:32 WIB
06-04_jadi-kadin-batam_039388.jpg Honda-Batam
Ketua Kadin Batam Jadi Rajagukguk. (Foto: istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menyikapi kebijakan tarif timbal balik (resiprokal) yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2 April 2025 lalu, Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menyiapkan sejumlah strategi adaptif guna menjaga stabilitas investasi dan ekspor di tengah tantangan global.

Fary Djemy Francis, Deputi Investasi dan Pengusahaan BP Batam, menyatakan bahwa tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan AS menjadi tantangan signifikan bagi perdagangan Indonesia, khususnya Kota Batam yang selama ini menjadi kawasan industri ekspor strategis.

Pada tahun 2024, nilai ekspor Batam ke AS mencapai USD 4 miliar atau 25 persen dari total ekspor Kota Batam. "Meski kebijakan ini menantang, BP Batam tidak akan menghindari pasar AS. Sebaliknya, kami akan terus menjaga daya saing agar tetap kompetitif," ujar Fary Djemy Francis, mantan Ketua Komisi V DPR Periode 2014-2019, ini dalam pernyataannya, Jumat (4/4/2025).

BP Batam menyusun lima strategi utama sebagai respons terhadap perubahan ini, yaitu:

  1. Penyesuaian kebijakan dan pemberian insentif,
  2. Penguatan industri bernilai tambah,
  3. Optimalisasi status Batam sebagai Free Trade Zone (FTZ),
  4. Koordinasi dengan pemerintah pusat melalui diplomasi perdagangan internasional, dan
  5. Agregasi rantai pasok ekspor bersama sektor swasta.

Langkah ini dinilai sejalan dengan upaya pembangunan ekonomi yang tengah dijalankan oleh Kepala BP Batam Amsakar Achmad dan Wakil Kepala BP Batam Li Claudia Chandra.

Selain tantangan ekspor, pertumbuhan investasi di Batam tetap menunjukkan tren positif. Sepanjang 2024, nilai Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp4 triliun, dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp2,16 triliun, menyerap lebih dari 12 ribu tenaga kerja.

Industri mesin, elektronik, dan teknologi kesehatan menjadi sektor unggulan, didukung oleh posisi Batam yang strategis di jalur pelayaran internasional serta kedekatannya dengan Singapura.

Menanggapi perubahan kebijakan ekspor AS, Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kota Batam, Jadi Rajagukguk, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan Helpdesk untuk para pelaku usaha yang membutuhkan bantuan dan informasi terkait perubahan tarif tersebut.

"Langkah ini akan memperkuat kepercayaan pelaku pasar serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Batam," ungkap Jadi, Minggu (6/4/2025).

Jadi juga menyoroti kejanggalan tarif yang dikenakan kepada Indonesia, yakni 32 persen, dibandingkan Singapura yang hanya dikenai tarif 10 persen. Hal ini menurutnya disebabkan oleh perbedaan struktur ekonomi dan posisi Singapura yang unggul dalam hal:

  • Ekonomi berbasis jasa.
  • Diversifikasi pasar ekspor.
  • Perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan AS.
  • Ekspor produk bernilai tambah tinggi, dan
  • Kebijakan perdagangan yang fleksibel.

Sebagai langkah mitigasi, Kadin menyarankan pendekatan strategis, antara lain:

  • Negosiasi diplomatik oleh pemerintah pusat ke AS,
  • Diversifikasi pasar ekspor ke Asia, Eropa, dan Afrika,
  • Peningkatan daya saing produk,
  • Penyediaan insentif serta reformasi regulasi, dan
  • Koordinasi regional melalui ASEAN.

Dengan strategi nasional yang adaptif serta sinergi pemerintah dan pelaku usaha, Jadi menambahkan, tantangan perdagangan global ini diharapkan dapat diubah menjadi peluang untuk memperkuat posisi Indonesia, khususnya Batam, sebagai pusat industri dan ekspor kawasan.

"Respons cepat, kolaboratif, dan terkoordinasi adalah kunci agar dunia usaha Batam tetap tangguh menghadapi guncangan global ini," tegas Jadi Rajagukguk.

Editor: Surya