Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus WNI Bermasalah di Kamboja Meningkat, KBRI Phnom Penh Beri Peringatan
Oleh : Redaksi
Senin | 24-03-2025 | 10:04 WIB
24-03_kasus-kamboja_0349348348.jpg Honda-Batam
Proses evakuasi WNI bermasalah dari Kamboja periode Januari-Februari 2025. (Kemnlu)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh mencatat lonjakan signifikan jumlah kasus warga negara Indonesia (WNI) bermasalah selama Januari-Februari 2025.

Dalam periode tersebut, KBRI menangani 841 kasus, baik melalui kedatangan langsung (walk-in), layanan hotline, maupun notifikasi dari aparat Kamboja. Jumlah ini lebih dari tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Duta Besar RI untuk Kamboja, Dr Santo Darmosumarto, menyebutkan sekitar 75% dari kasus tersebut berkaitan dengan keterlibatan WNI dalam jaringan penipuan daring (online scam). Para WNI ini umumnya tergiur oleh tawaran pekerjaan dengan iming-iming gaji tinggi dan kualifikasi rendah, namun pada kenyataannya mereka terjebak dalam aktivitas ilegal.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait di Kamboja dan Indonesia untuk menangani lonjakan kasus ini. WNI juga diimbau untuk lebih berhati-hati dan melakukan lapor diri agar keberadaannya dapat dipantau oleh KBRI," ujar Dubes Santo, demikian dikutip laman Kemlu, Jumat (21/3/2025).

Lonjakan kasus WNI bermasalah di Kamboja telah menjadi perhatian serius, baik bagi KBRI maupun Pemerintah Kamboja, mengingat tren peningkatan dalam lima tahun terakhir. Pada 2020, KBRI hanya menangani 56 kasus, tetapi angka tersebut melonjak drastis menjadi 3.310 kasus pada 2024, menunjukkan peningkatan lebih dari 60 kali lipat.

Jumlah WNI yang menetap secara legal di Kamboja juga terus bertambah. Pada 2024, Pemerintah Kamboja mencatat lebih dari 131 ribu WNI tersebar di berbagai kota, termasuk Sihanoukville, Poipet, Chrey Thum, Bavet, dan Phnom Penh. Seiring meningkatnya jumlah WNI di negara tersebut, kasus-kasus serupa diprediksi akan terus bertambah.

Melalui berbagai kesempatan, termasuk media sosial, Dubes Santo mengingatkan WNI untuk tidak mudah tergiur oleh tawaran pekerjaan di luar negeri yang menjanjikan gaji tinggi tanpa kualifikasi yang jelas. "Jika terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, maka memang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Jangan mudah percaya," tegasnya.

Dubes Santo juga mengingatkan agar WNI yang tengah dalam proses perlindungan atau kepulangan tidak tertipu oleh pihak-pihak yang menawarkan jalur cepat kembali ke Indonesia dengan meminta sejumlah biaya. Ia menyesalkan adanya oknum yang mengatasnamakan KBRI Phnom Penh untuk menipu sesama WNI yang sedang dalam proses kepulangan.

Bagi WNI yang membutuhkan bantuan, KBRI Phnom Penh menyediakan layanan hotline Pelindungan WNI di nomor +855 12 813 282 atau dapat langsung mendatangi kantor KBRI.

Dubes Santo juga menegaskan agar WNI yang telah dipulangkan tidak kembali ke Kamboja. "Kami menemukan beberapa kasus di mana WNI yang telah kami bantu kepulangannya justru kembali bekerja di Kamboja dan menjadi 'korban kambuhan'. Hal ini memperumit upaya penyelesaian kasus dan memperpanjang proses perlindungan," tutupnya.

Editor: Gokli