Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kemenekraf-OJK Siapkan Solusi Pembiayaan Berbasis Token bagi Industri Kreatif
Oleh : Redaksi
Kamis | 20-03-2025 | 14:44 WIB
token-HKI.jpg Honda-Batam
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya dan jajaran OJK, saat pembahasan mengenai program ini berlangsung dalam pertemuan di Menara Merdeka, Jakarta. (Foto: Kemenekraf)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mengembangkan solusi pendanaan dan monetisasi hak kekayaan intelektual (HKI) melalui teknologi digital berbasis token atau tokenisasi.

Inisiatif ini bertujuan memberikan alternatif pembiayaan bagi pelaku industri kreatif serta meningkatkan daya saing global sektor tersebut. Pembahasan mengenai program ini berlangsung dalam pertemuan di Menara Merdeka, Jakarta, yang dihadiri oleh Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya dan jajaran OJK.

Menekraf Riefky menekankan pemanfaatan teknologi blockchain dalam ekosistem ekonomi kreatif dapat meningkatkan nilai ekonomi karya kreator serta memperkuat daya saing industri kreatif nasional di pasar global. "Kami ingin memastikan bahwa kreator memiliki peluang untuk memanfaatkan teknologi blockchain guna meningkatkan nilai ekonomi dari karya mereka. Dengan ekosistem yang lebih kuat, industri kreatif nasional dapat bersaing di pasar global dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Riefky, demikian dikutip laman Kemenekraf, Senin (18/3/2025).

Selain tokenisasi, Kemenekraf juga akan menyelenggarakan program hackathon untuk menjaring talenta digital di bidang blockchain serta membuka lapangan kerja berkualitas bagi generasi muda. Menekraf Riefky juga menyoroti keberhasilan Kemenekraf dalam mempertemukan perusahaan BUMN dan sektor swasta dengan pemilik HKI lokal sebagai langkah strategis membangun ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

Sebagai bentuk konkret kerja sama ini, Kemenekraf dan OJK merancang program tokenisasi HKI yang terdiri dari lima tahap utama:

  1. Seleksi Partisipan
  2. Mentoring dan Capability Building
  3. Matchmaking dan Pitching Session
  4. Pendampingan Deal Closing
  5. Regulatory Sandbox

Program ini dirancang untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri kreatif berbasis HKI serta menarik minat investor untuk berinvestasi di sektor ini.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menyambut baik kerja sama tersebut dan berharap kolaborasi ini dapat segera direalisasikan. Menurutnya, solusi ini akan membuka akses lebih luas terhadap sumber pendanaan baru bagi pelaku industri kreatif serta berkontribusi dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%.

Menekraf Riefky menegaskan bahwa digitalisasi HKI melalui tokenisasi tidak hanya memperluas akses pendanaan tetapi juga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam monetisasi aset kreatif. Kolaborasi dengan OJK menjadi langkah maju dalam mendukung pembiayaan industri kreatif secara lebih inovatif dan berkelanjutan.

Pertemuan ini turut dihadiri oleh jajaran pejabat dari OJK dan Kemenekraf, termasuk Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Muhammad Neil El Himam, serta sejumlah direktur terkait.

Sebagai salah satu kementerian baru yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Kemenekraf menargetkan penciptaan 27 juta lapangan kerja dalam lima tahun ke depan. Di bawah kepemimpinan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya dan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar, Kemenekraf berkomitmen untuk mengeksplorasi 17 subsektor ekonomi kreatif dalam rangka mewujudkan visi pemerintahan yang tertuang dalam Asta Cita nomor 3, yakni meningkatkan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, serta melanjutkan pengembangan infrastruktur. Dengan pendekatan ekosistem berbasis hexahelix, Kemenekraf berambisi menjadi mesin pertumbuhan ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi.

Editor: Gokli