Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia-Turki Bentuk Komite Bersama, Perkuat Kerja Sama Industri Manufaktur
Oleh : Redaksi
Rabu | 19-02-2025 | 11:44 WIB
Komite-Bersama.jpg Honda-Batam
Penandatanganan MSP oleh Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacir di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (12/2/2025), disaksikan langsung oleh Presiden RI, Prabowo Subianto dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Foto: Kemenperin)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Indonesia dan Turki resmi membentuk Komite Bersama tentang Kerja Sama Industri untuk mendorong kolaborasi di sektor manufaktur.

Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum Saling Pengertian (MSP) oleh Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacir di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (12/2/2025), disaksikan langsung oleh Presiden RI, Prabowo Subianto dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Pembentukan komite ini bertujuan memperkuat hubungan industri melalui berbagai inisiatif strategis, termasuk investasi bersama, riset dan pengembangan, transfer teknologi, hingga inovasi di sektor industri utama.

"Kami antusias dengan pembentukan komite ini sebagai langkah konkrit mempererat kerja sama industri dalam kerangka Aliansi Strategis yang telah dibahas sebelumnya," ujar Agus Gumiwang di Jakarta, Senin (17/2/2025), demikian dikutip laman Kemenperin.

Kolaborasi di 14 Sektor Industri Prioritas

MSP mencakup 14 sektor industri strategis, termasuk:

  • Teknologi dan Material Baterai
  • Kendaraan Listrik dan Mobilitas
  • Kimia dan Farmasi
  • Industri Elektronika dan Mesin
  • Tekstil dan Pakaian
  • Peralatan Medis dan Teknologi Kesehatan
  • Kawasan Industri dan Pengembangan Wilayah
  • Industri Hijau dan Industri Halal

Kerja sama ini juga mencakup joint production di sektor alat kesehatan melalui kolaborasi Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) dengan OSTIM, kelompok perusahaan alat kesehatan Turki. Selain itu, perusahaan farmasi Indonesia seperti Kimia Farma dan Kalbe Farma diharapkan dapat memperluas pasar mereka di Turki.

Investasi Turki Capai USD 42,7 Miliar

Pembentukan Komite Bersama ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menperin Agus Gumiwang ke Turki pada Juni 2024 lalu. Dalam lawatan tersebut, ia bertemu dengan berbagai perusahaan manufaktur besar seperti Beko, Arcelik, KOC Holding, dan Kordsa, yang menunjukkan minat tinggi untuk berinvestasi di Indonesia.

Hubungan ekonomi kedua negara terus menunjukkan tren positif. Pada tahun 2023, total perdagangan bilateral di sektor nonmigas mencapai USD 2 miliar, meningkat 13,6% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, realisasi investasi Turki di Indonesia tercatat sebesar USD 42,7 miliar.

"Kami berharap momentum kunjungan Presiden Erdogan ini dapat mempercepat implementasi hasil pertemuan sebelumnya dan mendorong kolaborasi industri yang lebih erat di masa depan," pungkas Agus.

Editor: Gokli