Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hadapi Bencana Secara Bijaksana
Oleh : dd/hc
Selasa | 06-11-2012 | 11:20 WIB

BATAM, batamtoday - Pertimbangan biaya dan manfaat diperlukan untuk memeroleh solusi yang tepat ketika menghadapi bencana.


Kesimpulan ini terungkap dalam berita yang dirilis oleh Northwestern University awal November ini. Menurut Seth Stein, ahli geologi dari Northwestern University dan ayahnya, Jerome Stein, ahli ekonomi dari Brown University, kuncinya adalah keseimbangan.

Berdua mereka bekerja sama mengembangkan strategi baru guna mengatasi bencana alam seperti badai Sandy, termasuk bencana yang dipicu oleh perubahan iklim. Pendekatan yang mereka gunakan didasarkan atas teknik matematika bernama optimisasi (optimization).

Penelitian berjudul “Rebuilding Tohoku: a joint geophysical and economic framework for hazard mitigation” ini diterbitkan dalam jurnal Geological Society of America, “GSA Today” edisi Oktober.

“Kita terus bertarung melawan bencana alam dan seringkali kalah,” ujar Seth Stein. “Hanya dalam beberapa tahun, dunia telah merugi US$100 miliar akibat tsunami di Jepang dan badai Katrina, walau perlindungan yang mahal telah dibangun di kedua wilayah tersebut,” tambahnya lagi.

Kerugian akibat badai Sandy diperkirakan mencapai US$20 miliar. Semua itu, menurut Seth Stein menimbulkan pertanyaan, apakah perlindungan banjir senilai miliaran dolar perlu untuk melindungi kota.

Pemerintah Amerika Serikat dan Jepang telah memutuskan untuk memerbaiki fasilitas yang gagal melindungi kota New York dan kota-kota di pesisir pantai di Jepang. Namun keputusan ini, menurut Seth Stein banyak dipertanyakan.

Di AS, para kritikus meminta pemerintah membangun fasilitas perlindungan pantai yang lebih kuat, yang mampu melindungi kota tidak hanya dari badai seperti Katrina, namun juga badai-badai lain.

Sementara upaya membangun dinding laut (sea walls) di Jepang juga banyak dikritik karena dianggap balas jasa ke perusahaan yang memiliki koneksi politik ke pemerintah.

Model matematis yang dikembangkan keluarga Stein, menyeimbangkan biaya dan manfaat dari strategi-strategi yang berbeda ini dengan melibatkan komunitas.

“Kita mulai dengan menghitung potensi kerugian tanpa adanya perlindungan dan sedikit demi sedikit meningkat jumlah perlindungannya dan melihat berapa biaya yang bisa ditekan,” ujar Jerome Stein.

Menurut kedua peneliti, walau pemanasan global dipicu oleh prilaku manusia, namun banyak dampak pemanasan global ini yang berbentuk bencana alam, seperti banjir di kawasan pesisir, cuaca buruk dan kekeringan. Model optimisasi matematika bisa diterapkan untuk situasi ini.

“Negara di seluruh dunia harus menemukan cara mengurangi emisi CO2 yang menyebabkan pemanasan global dan bagaimana beradaptasi dengan dampaknya,” ujar Seth Stein. “Memilih kebijakan untuk memecahkan masalah besar ini jauh lebih rumit dibanding mengatasi satu jenis bencana alam di satu wilayah. Sehingga pertimbangan biaya dan manfaat menjadi semakin penting guna memeroleh solusi terbaik.”