Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pupuk Bersubisidi Menguap, Petani Bintan Gagal Panen
Oleh : hrj/dd
Sabtu | 03-11-2012 | 13:44 WIB
Mudlofir,-anggota-kelompok-.gif Honda-Batam
Mudlofir, salah seorang petani Bintan yang mengeluhkan kegagalan panen padi lantaran tak ada pasokan pupuk bersubsidi dari pemerintah.

TANJUNGUBAN, batamtoday - Mungkinkah Kabupaten Bintan adalah satu-satunya kabupaten di seluruh Indonesia yang petaninya tidak memperoleh pupuk bersubsidi selama lebih dari satu tahun. Jika hal itu benar, maka sungguh ironis, lantaran petani berkali-kali menagih janji akan datangnya pupuk bersubsidi ini kepada Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dintanhut) Kabupaten Bintan, namun hingga kini tetap saja belum mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut.


Mudlofir, salah seorang petani dari Kelompok Tani Poyotomo Makmur, Desa Sri Bintan, Kecamatan Teluksebong mengatakan panen padi musim lalu gagal total, dari satu hektar lahan yang ditanam, hanya mendapatkan tiga karung gabah, akibat tanaman padinya tidak dipupuk secara proporsional.

"Saya menagih janji kepala dinas, katanya pupuk bersubsidi akan datang empat bulan lalu, namun hingga kini tidak terealisasi. Janji sudah berkali-kali dan berubah-ubah, namun hingga kini tak berwujud," ungkapnya, Sabtu, (3/11/2012).

Padahal, untuk menopang asupan makanan, keluarganya hanya berharap dari padi yang dipanen.

"Kalau bisa saya menangis, tentu saya menangis," katanya. 

Karena menurutnya, empat bulan keluarganya berharap dari panen padi, namun saat panen tiba yang diperolehhanya tiga karung. Jelas hal tersebut tidak bisa membayar hutang modal dan hutang upah tenaga kerja.

Tidak hanya itu,  dia juga mengatakan bahwa Distanhut Bintan bulan lalu juga menjanjikan akan memberikan bantuan Rp 2 juta per hektare untuk biaya pengolahan lahan dan Rp 3 juta per hektare untuk membuka lahan baru, namun hingga kini uang tersebut baru ia terima Rp 600 ribu, begitu juga untuk anggota kelompok tani lainnya. 

"Harusnya tak perlu dijanjikan, kalau memang tidak ada bantuan. Jadi kami tidak menunggu dan berharap," imbuhnya.

Sebaliknya, kata Mudlofir, kalau petani tidak memperoleh pupuk bersubsidi, maka bagaimana petani memupuk tanaman padi mereka. Karena kalau tanaman padi tidak dipupuk, maka hasil panen juga tidak akan bisa maksimal. 

"Idealnya kebutuhan pupuk urea itu 1,5 kuintal per hektare, TSP 2 kuintal per hektare dan KCl sebanyak 1 kuintal per hektare," keluhnya.

Kepala Dintanhut Bintan Adi Prihantara kepada wartawan, mengatakan Dintanhut hanya memediasi penyaluran pupuk bersubsidi antar kelompok tani dengan distributor dan produsen. Untuk pupuk urea sudah bisa didapat melalui distributor dan pengecer, dalam hal ini Pusat Koperasi Distribusi (PKD). Sedangkan pupuk poska langsung dari produsen yakni PT Petrokimia melalui operasi pasar.

Mengenai bantuan pengolahan lahan sawah, Adi mengatakan, sampai saat ini tidak ada program tersebut.

"Dintanhut belum mengadakan program bantuan untuk pengolahan lahan sawah,"  katanya.