Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Polemik Biaya Admin Bulanan Fuel Card 5.0 dan myPertamina Resahkan Warga
Oleh : Aldy Daeng
Rabu | 22-01-2025 | 18:44 WIB
Fuel-Card1.jpg Honda-Batam
Biaya Admin Bulanan Fuel Card 5.0 dan myPertamina memberatkan warga Batam. (Foto: Dok.Batamtoday)

BATAMTODAY.COM, Batam - Polemik biaya admin yang diwajibkan kepada pengguna kendaraan pemegang fuel card atau kartu kendali BBM bersubsidi terus bergulir.

Di tengah rencana pemberlakuan Maret 2025 mendatang, masyarakat pemilik kendaraan masih berat menerima adanya biaya administrasi bulanan sebesar Rp 20 ribu, dan itu sifatnya wajib.

Selain memberatkan, penggunaan fuel card juga merepotkan pengguna BBM subsidi. Sebelum melakukan transaksi pembelian di SPBU, masyarakat harus terlebih dahulu menyiapkan dana di dalam kartu dari tiga Bank yang telah ditunjuk.

Berbeda dengan QR My-Pertamina, masyarakat hanya menunjukkan QR tersebut, dan bisa membayar sesuai dengan yang diinginkan. Berbeda dengan fuel card keluaran Disperindag Batam, hanya bisa mengisi BBM bersubsidi Pertalite 20 per hari untuk satu kendaraan.

Fuel card 5.0 untuk pembelian pertalite harus bersaing dengan QR Code Mypertamina yang merupakan program unggulan dari Pertamina dalam mencatat pengguna Pertalite secara nasional.

Udin, salah satu pengguna BBM bersubsidi Pertalite menyebutkan, biaya admin Rp 20 ribu ini cukup memberatkan. Dengan uang Rp 20 ribu itu bisa untuk membeli BBM, namun karena biaya admin, jadi tidak bisa digunakan.

"Bayangkan saja, kita mau beli minyak Rp 170 ribu, namun saldo yang bisa digunakan hanya Rp 150 ribu, karena harus tertahan saldo sebesar Rp 20 ribu," ungkapnya.

Bahkan Udin mempertanyakan adanya tiga Bank yang bekerjasama, terlebih adanya biaya administrasi. Ia juga menegaskan, lebih baik meninggalkan Fuel Card dan mengisi BBM Pertamax.

"Terus pemerintah daerah dapat apa. Masak iya tidak ada bagi hasil," ungkapnya.

Hal yang sama diungkapkan juga Warga Batam kota, Zul. Bapak tiga anak ini merasa keberatan dengan adanya biaya Rp 20 ribu perbulan.

"Keberatan kalilah (penerapan Fuel Card 5.0). Misalnya kita mau isi Rp 150, tapi harus ada Rp 170 ribu. Kenapa harus 3 bank pula Harusnya 1 bank aja kayak e money. Ada potongan pulak 20 ribu tiap bulannya. Kalau kartu itu dalam keadaan kosong kita harus nyari ATM untuk isi, rak semua orang punya m-banking," kesalnya.

Zul, menambahkan kalau Fuel Card 3.0 untuk solar berhasil, hal itu dikarenakan pengguna solar kebanyakan pengusaha dan sedikit jumlahnya. Kalau pertalite lebih ke pribadi dan banyak penggunanya.

"Saya pribadi tak setuju dengan adanya fuel card baru ini, asli masyarakat dibikin ribet," ungkapnya.

Editor: Yudha